Wikipedia

Hasil penelusuran

Jumat, 20 Februari 2015

PENDEKATAN DALAM SOSIOLOGI PENDIDIKAN



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Sosiologi merupakan bidang kajian yang memiliki implikasi penting terhadap tumbuh kembangnya manusia dalam masyarakat, termasuk tumbuh berkembangnya mereka dalam dunia pendidikan. Sosiologi memberi sumbangan yang berarti bagi mereka yang tertarik dalam upaya melakukan kajian kritis terhadap apa yang terjadi di masyarakat. Sosiologi juga membantu upaya melakukan perubahan dan reformasi sosial melalui berbagai cara. Sosiologi pendidikan dalam hal ini, bisa membantu memberi bahan berharga dalam rangka melihat proses pendidikan dengan berbagai masalah dan implikasi yang di timbulkan.
Sosiologi Pendidikan adalah adalah ilmu yang mempelajari seluruh aspek pendidikan, baik itu struktur, dinamika, masalah-masalah pendidikan, ataupun aspek-aspek lainnya secara mendalam melalui analisis atau pendekatan sosiologis.
Sosiologi pendidikan adalah cabang dari ilmu pengetahuan yang membahas prosess interaksi sosial anak mulai dari keluarga, masa sekolah sampai dewasa serta dengan kondisi-kondisi sosiol cultural yang teradapat dalam lingkungannya atau masyarakat dimana ia tinggal atau dibesarkan.

Untuk menciptakan hubungan yang baik dengan individu maupun terhadap masyarakat maka perlu menggunakan beberapa pendekatan, dengan pendekatan maka akan berinterksi dengan individu dan masyarakat berjalan dengan lancar dan mudah, oleh karena pentingnya pendekatan dalam Sosioli pendidikan maka makalah ini mengambil judul "PENDEKATAN DALAM SOSIOLOGI PENDIDIKAN", Setidaknya terdapat beberapa pendekatan dari perspektif sosiologi yang dapat digunakan dalam menganalisis permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam bidang pendidikan. Di antaranya seperti yang disampaikan oleh Abu Ahmadi dalam bukunya ‘Sosiologi Pendidikan’ yaitu pendekatan individu, sosial, interaksi dan teori medan.[1]

B.     Rumusan Masalah
Adapun tujuan rumusan  masalah dalam makalh ini adalah sebagai berikut:
1.      Apa yang dimaksud pendekatan individu (The Individual Approuch) ?
2.      Apa yang dimaksud dengan pendekatan sosial (The Social Approuch) ?
3.      Apa yang dimaksud dengan pendekatan interaksi (The Interaction Approuch) ?

C.    Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Mengetahui pendekatan individu dalam sosiologi pendidikan.
2.      Mengetahui pendekatan sosial dalam sosiologi pendidikan.
3.      Mengetahui pendekatan interaksi dalam sosiologi pendidikan.















BAB II
PEMBAHASAN


A.    Pendekatan Individu (The Individual Approuch)
Individu merupakan bagian dari kelompok atau masyarakat dengan
kata lain bahwa individu merupakan pembentuk kelompok. Pendekatan individu adalah pendekatan yang memperhatikan faktor individu secara utuh meliputi watak, intelegensi, psikologi, dan kemampun psikomotorik.[2] Untuk dapat mengerti tata kehidupan masyarakat (kelompok) perlu dibahas tata kehidupan individu yang menjadi pembentuk mayarakat itu, jikalau kita dapat memahami tingkah laku individu satu persatu bagaiman cara berfikirnya, perasaannya, kemampuannya, perbuatnnya, sikapnya dan sebagainnya atau tegasnya watak individu, maka akhirnya dapat dimengerti bagaimana kelompok (masyarakat).
Dalam pendekatan individual titik penekanannya adalah tingkah laku individu. Setidaknya ada dua faktor yang mempengaruhi pendekatan individu ini yakni faktor internal yang meliputi faktor-faktor biologis dan faktor eksternal yang meliputi faktor-faktor lingkungan fisik dan lingkungan sosial (Ahmadi, 2007:27).
Faktor internal meliputi faktor-faktor biologis dan psikologis, sedangkan faktor extern mencakup faktor-faktor lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Beberapa penjelasan dari faktor internal pendekatan individual dalam sosiologi pendidikan:
1.      Faktor biologis pada tingkah laku manusia
Faktor biologis terlibat dalam seluruh kegiatan manusia, bahkan berpadu dengan faktor-faktor sosiopsikologis. Menurut Wilson, perilaku sosial dibimbing oleh aturan-aturan yang sudah diprogram secara genetis dalam jiwa manusia. Pentingnya kita memperhatikan pengaruh biologis terhadap perilaku manusia seperti tampak dalam dua hal berikut.[3]
·         Telah diakui secara meluas adanya perilaku tertentu yang merupakan bawaan manusia, dan bukan perngaruh lingkungan atau situasi.
·         Diakui pula adanya faktor-faktor biologis yang mendorong perilaku manusia, yang lazim disebut sebagai motif biologis. Yang paling penting dari motif biologis adalah kebutuhan makan-minum dan istirahat, kebutuhan seksual, dan kebutuhan untuk melindungi diri dari bahaya.
Perbedaan antara faktor biologis dan psikologis pada tingkah laku manusia adalah pada faktor biologis manusia dipandang sebagai organisme yang murni dan sederhana, sedangkan pada faktor psikologis manusia dipandang sebagai organisme yang cerdas dan mempunyai kecerdasan (inteligen). Kemudian yang menjadi problem terbesar pada biologi adalah usaha untuk menemukan elemen-elemen tingkah laku mana yang dapat diwariskan secara biologis dan elemen-elemen tingkah laku mana yang disebabkan oleh lingkungan sekitar dan apakah elemen tingkah laku inheritas (keturunan biologis/ hereditas) itu dapat diubah atau tidak?, kalau dapat diubah sejauh mana perubahan dapat terjadi?

2.      Faktor psikologis pada tingkah laku manusia
Kita dapat mengkalsifikasikannya ke dalam tiga komponen.
·         Komponen Afektif merupakan aspek emosional dari faktor sosiopsikologis, didahulukan karena erat kaitannya dengan pembicaraan sebelumnya.
·         Komponen Kognitif Aspek intelektual yang berkaitan dengan apa yang diketahui manusia.
·         Komponen Konatif Aspek volisional, yang berhubungan dengan kebiasaan dan kemauan bertindak.
Pengaruh psikologi pada biologis semula bersifat semiphilosophis dan abstark, misalnya pada sciense of mind (pengetahuan tentang proses berfikir). Sebenarnya perbedaan antara faktor psikologis dan biologis tidak begitu ekstrim, tajam dan statis. Seiring dengan kemajuan-kemajuan penelitian ilmiah maka dapat diketahui bahwa sebenarnya hubungan psikologi dan biologi sifatnya timbal-balik, bahkan justru keduanya saling melengkapi di dalam mempelajari tingkah laku manusia. Bukti dari ini adalah munculnya penelitian-penelitian psikologi mengenai konsep insting (instinct).[4]
Maka didalam approach individu menitik beratkan kepada faktor-faktor biologis dan psikologis yang mendeterminir tingkah laku seseorang. Kedua faktor itulah yang primer sedangkan faktor lingkungan sekitar fisik dan miliu sosial merupakan faktor sekunder.[5]

B.     Pendekatan Sosial (The Sosial Approuch)
Pendekatan sosial yaitu pendekatan yang memperhatikan faktor lingkungan sebagai lingkungan tinggal individu dalam perkembangannya.[6] Titik pangkal dari Approach Sosial ialah mayarakat dengan berbagi lembaganya, kelompok-kelompok dengan berbagai aktivitas. Secara konkrit Approach Sosial ini membahas aspek-aspek atau komponen dari pada kebudayaan  manusia, misalnya keluarga, tradisi, adat istiadat, moralitas, norma-norma sosialnya dan sebagaimana. jadi segala sesuatu yang dianggap produk bersama, milik bersama adalah masyarakat. Tingkah laku individu dapat dipahami dengan memahami tingkah laku masyarakatnya. Misalnya, pada waktu lahir dengan pertolongan bidan, atau dukun bayi, upacara-upacara yang dia lakukan untuk si bayi, apabila anak sudah mulai bicara diajar tatakrama keluarga dan masyarakat. Misalnya bagimana cara makan dan minum, bagaiman cara berpakain dan sebagainya.
Titik tekan pendekatan ini adalah masyarakat dengan berbagai lembaga, kelompok, organisasi dan aktivitasnya. Secara kongkrit pendekatan sosial ini membahas aspek-aspek atau komponen dari kebudayaan manusia, seperti keluarga, tradisi, adat-istiadat, dan sebagainya. Jadi segala sesuatu yang dianggap produk bersama adalah milik bersama atau milik masyarakat. Jadi jelas di sini yang menjadi gejala primer adalah kelompok masyarakat, sedangkan individu merupakan gejala sekunder saja.
Secara ekstrim, pendekatan sosial ini berasumsi bahwa tingkah laku individu-individunya secara mutlak ditentukan oleh masyarakat dan kebudayaan masyarakat, sehingga individualitas tenggelam di dalam sosialtas manusia. Tingkah laku yang demikian ini dapat ditemukan dalam masyarakat yang benar-benar homogen yang kuat tradisi dan tata caranya. Sehingga inidividu-individu yang menyimpang dari pola tingkah laku masyarakat dianggap abnormal dan pasti dikeluarkan dari masyarakatnya.
Kalau diperhatikan secara seksama, prinsip dari pendekatan sosial ini tak dapat disangkal kebenarannya, tetapi secara ekstrem dan absolut, pendekatan sosial ini menunjukkan kelemahan-kelemahannya, sebab betapapun homogennya dan kuatnya tata cara hidup masyarakat di situ masih juga didapati perilaku individualitas pada anggota masyarakat. Mengapa demikian? Karena setiap individu mempunyai watak dan kepribadiannya masing-masing. Bahkan tidak jarang keseragaman tingkah laku pada masyarakat dianggap sebagai paksaan yang membelenggu kreatifitas individu tersebut. Karena pada dasarnya pola tingkah laku individu manusia selalu didapati sifat-sifat kreatif dan dinamis.[7]


C.    Pendekatan Interaksi (The Interaction Approuch)
Pendekatan interaksi yaitu pendekatan dengan memperhatikan pola hubungan antara individu dalam lingkungannya.[8] Di dalam pendekatan  interaksional kita memperhatikan faktor-faktor individu dan sosial. Dimana individu dan masyarakat saling mempengaruhi dalam hubungan timbal balik antara individu dan  masyarakat. Yang mana interaksi yang terjadi mempunyai kekuatan saling membentuk dan mempengaruhi dalam rangka saling menyempurnakan. [9]
Approach Individu memberi dasar adanya individualitas watak dan kepribadian individu-individu perseorangan sedangkan approach sosial terutama dengan studi sosiologinya memberi landasan arah dan perkembanagan watak dan kepribadian individu-individu dalam kontak dengan individu - individu lainya, kontak antara masyarakat satu dengan yang lain, kontak antara negara satu dengan negara yang lain. Studi Sosiologi menegaskan setiap individu itu dilahirkan dan dibesarkan oleh masyarakat serta individu-individu itu dalam hidupnya di masyarakat selalau mengidentifikasikan dirinya dengan pola tingkah laku dan kebudayaan masyarakat[10]
Perpaduan antara pendekatan individu dan pendekatan sosial atau dengan kata lain Sosiopaedagogik ialah study terhadap interaksi individu dengan lingkungan sekitarnya. Wilayah studynya meliputi individu – individu lain, kelompok sosial, pola tingkah laku dan kebudayaannya. Kesimpulan dari pendekatan ini adalah untuk mengetahui tingkah laku manusia harus dilihat dari individu dan masyarakatnya.[11] Dan situsi Interksi adalah situasi hubungan sosial. Maka dapat dikatakan bahwa manusia itu memasyarakatkan diri, atau dengan perkataan lain manusia membudayakan diri, dan permasyarakatan pembudayaan ini tidak akan habis-habisnya sampai akhir zaman. Macam-macam Interaksi Sosial:
1.      Dilihat dari sudut subyeknya, ada tiga macam interaksi sosial yaitu :
·      Interaksi antara orang/ perorangan 
·      Interaksi antar orang dengan kelompoknya dan sebaliknya
·      Interaksi antar kelompok
2.      Dilihat dari segi caranya, ada 2 macam interksi sosial:
·      Interksi langsung (Dirrect Interction) yaitu interaksi fisik, seperi berkelahi.
·      Interksi simbolik (Symbolik Interaction), yaitu interakasi dengan mempergunakan bahasa (lisan/tertulis) dan simbol-simbol lain (isyarat) dan lain sebagainya.
3.      Menurut bentuknya, Selo Sumardjan membagi interaksi menjadi empat, yaitu:
·         Kerjasama (coopertion)
·         Persaingan (competition)
·         Pertikaian (conflict) 
·         Akomodasi (accomodation) yaitu bentuk penyelesaian dari pertikaian.















BAB III
PENUTUP

A.    Simpulan
Jadi dari apa yang sudah dipaparkan di atas dapat kita lihat bahwa setidaknya ada empat pendekatan sosiologis yang dapat digunakan dalam menganalisis masalah-masalah pendidikan yaitu, pendekatan individu, sosial, interaksi dan teori medan. Namun perlu kita sadari juga bahwa semua pendekatan ini tidak bisa berdiri sendiri sehingga dibutuhkan semua pendekatan untuk menghasilkan analisis yang lebih empiris dan sempurna.





















DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 2007, Sosiologi Pendidikan, Jakarta,
M. Widda Djuhan, Sosiologi Pendidikan, STAIN (Ponorogo : STAIN, 2013)
http://pandidikan.blogspot.com/2010/10/sosiologi-pendidikan-tentang-pendekatan.html
http://www.bangmu2.com/2012/10/pendekatan-pendekatan-dalam-sosiologi.html
Abu Ahmad, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 1991)
Abu Ahmadi, Sosiologi Pendidikan (Surabaya : PT Bina Ilmu, 1982)



[1] Ahmadi, Abu. Sosiologi Pendidikan, Jakarta, 2007
[2] M. Widda Djuhan, Sosiologi Pendidikan, STAIN (Ponorogo : STAIN, 2013) hlm, 52
[3] http://pandidikan.blogspot.com/2010/10/sosiologi-pendidikan-tentang-pendekatan.html
[4] http://www.bangmu2.com/2012/10/pendekatan-pendekatan-dalam-sosiologi.html
[6] Ibid, M. Widda Djuhan, hlm. 5
[7] http://www.bangmu2.com/2012/10/pendekatan-pendekatan-dalam-sosiologi.html
[8] Ibid, M. widda Djuhan hlm, 52
[9] Abu Ahmad, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 1991) hlm, 45
[10] Abu Ahmadi, Sosiologi Pendidikan (Surabaya : PT Bina Ilmu, 1982) hlm, 44
[11] M. Widha Djuhan, , Sosiologi Pendidikan (Ponorogo:STAIN Press, 2013) hlm. 53

0 komentar:

Posting Komentar