BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini arus informasi berkembang begitu pesat sehingga menuntut semua
bidang kehidupan untuk menyesuaikan visi, misi, tujuan, dan strateginya agar
sesuai dengan kebutuhan zaman. Sistem pendidikan nasional senantiasa harus
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan yang terjadi baik
di tingkat local, nasional, atau pun global.
Salah satu komponen dari sistem pendidikan adalah kurikulum, karena
kurikulum merupakan komponen pendidikan yang dijadikan acuan oleh
penyelenggara, khususnya oleh guru dan kepala sekolah karena kurikulum sebagai
acuan harus mampu berkembang mengimbangi perubahan zaman.
Beberapa tahun ke belakang, telah terjadi beberapa kali pergantian
kurikulum pendidikan, semata mata bertujuan untuk menyesuaikan dengan
perkembangan masa. Pergantian tersebut sebagai wujud inovasi dalam kurikulum,
agar substansi substansi yang terkait mengalami peningkatan mutu yang lebih
baik dari sebelumnya.
Kurikulum dan pembelajaran dimaksudkan sebagai suatu idea, gagasan atau
tindakan tertentu dalam bidang kurikulum dan pembelajaran yang dianggap baru
untuk memecahkan masalah pendidikan.
Atas latar belakang tersebut penulis mengambil judul
makalah yaitu, “INOVASI KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN”
B. Rumusan Masalah
Adapun
rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa
definisi dari inovasi kurikulum dan pembelajaran?
2. Apa
sajakah hasil inovasi kurikulum ?
3. Apa
sajakah hasil inovasi pembelajaran ?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan
penulisan dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui
definisi dari inovasi kurikulum dan pembelajaran.
2. Mengetahui
hasil inovasi kurikulum.
3. Mengetahui
hasil inovasi pembelajaran.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Definisi Inovasi Kurikulum dan
Pembelajaran.
Pengertian inovasi menurut kamus ilmiah populer
yaitu pembaharuan (bidang pengembangan kemasyarakatan, sains, atau iptek).[1] Secara
umum inovasi berarti pembaharuan atau perubahan yang ditandai dengan adanya
hal-hal baru. Upaya untuk mencari hal yang baru itu disebabkan oleh beberapa
hal, salah satunya sebagai upaya memecahkan masalah yang tengah dihadapi.
Penemuan baru dapat dikatakan inovasi apabila penemuan baru tersebut memberikan
dampak positif, dan upaya pemecahan solusi atas sebuah permasalahan yang tengah
dihadapi.
Inovasi pada dasarnya merupakan hasil pemikiran yang
bercirikan hal baru, baik berupa praktik-praktik tertentu, atau berupa produk
dari suatu hasil olah pikir dan olah teknologi yang diterapkan melalui tahapan
tertentu yang diyakini dan dimaksudnkan untuk memcahkan persoalan yang timbul
dan memperbaiki suatu keadaan menjadi lebih baik. Dalam bidang pendidikan misalnya,
untuk memecahkan persoalan-persoalan yangdihadapi, telah banyak dilontarkan
model-model inovasi dalam berbagai bidang, antara lain : usaha pemerataan
pendidikan, peningkatan mutu, peningkatan efisiensi dan efektivitas pendidikan,
dan relevansi pendidikan. Kesemuanya dimaksudkan agar difusi inovasi yang
dilakukan bisa diadopsi dan dimanfaatkan untuk perbaikan dan pemecahan
persoalan pendidikan di Tanah Air.[2]
Secara Etimologis kurikulum berasal dari bahasa latin (Yunani) yaitu asal
dari kata currir yang artinya pelari, dancurere artinya
tempat berpacu. Pengertian tersebut jelas merupakan pengertian dalam bidang
olahraga, karena sejak zaman dahulu bangsa Yunani menyenangi olahraga.[3]
Kurikulum diartikan sebagai jarak yang harus ditempuh oleh seorang perlari
mulai dari start sampai finish untuk memperoleh medali atau penghargaan.
Kemudian pengertian tersebut diterapkan dalam dunia pendidikan menjadi sejumlah
mata pelajaran (subject) yang harus ditempuh oleh seorang siswa dari awal
sampai akhir program pelajaran untuk memperoleh penghargaan dalam bentuk
ijazah. [4]
Menurut Undang-undang No.11 tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional,
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan
pelajaran serta cara yang dipergunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan belajar mengajar. [5]
Sedangkan
yang dimaksud pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang
untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa.
Khusus dalam dunia pendidikan, seperti dalam
kurikulum dan pembelajaran yang setiap saat selalu ada upaya inovasi, maka
untuk aspek batasan waktu ini, kita dapat menjadikannya sebagai indikator bahwa
hasil inovasi tersebut justru sudah tidak dikatakan inovasi lagi. Sebagai ilustrasi,
misalnya temuan hasil inovasi yang sudah dipakai orang banyak seperti contohnya
dulu ada kurikulum Sistem Ganda (PSG). Hasil inovas ini jika dibicarakan dan
dianalisis saat ini, maka sebetulnya sudah tidak bisa lagi bahwa itu adalah
kurikulum inovasi.
Menurut
Mattew B. Miles (1973) ciri-ciri inovasi dalam pendidikan terdiri dari empat
hal utama, yaitu :[6]
1. Memiliki
kekhasan / khusus
Artinya suatu inovasi akan memiliki
ciri yang khas dalam arti ide, program, tatanan, sistem, termasuk kemungkinan
hasil yang diharapkan. Hal
utama bercirikan spesifik adalah suatu inovasi memunculkan kondisi khusus, dan
bukan asal tersebar. Misalnya, program guru kelas rangkap (multi grade teachers), yang dianggap memiliki ciri khusus
disbanding dengan program sejenis yang ada.
2.
Memiliki ciri atau unsur kebaruan
Dalam arti, suatu inovasi harus memiliki karakteristik
sebagai buah karya dan buah pikir yang memiliki kadar orisinalitas dan kebaruan.
3.
Program inovasi dilaksanakan melalui program yang terencana
Dalam arti, bahwa suatu inovasi akan dilakukan melalui
suatu proses yang tidak tergesa-gesa, namun kegiatan inovasi dipersiapkan
secara matang dengan program yang jelas dan direncanakan terlebih dahulu.
Proses inovasi bukan suatu proses yang tiba-tiba dan tak sengaja, tetapi
merupakan suatu proses penemuan dengan perencanaan yang matang dan
diperhitungkan tahapan-tahapan yang harus dilaksanakannya.
4.
Inovasi yang digulirkan memiliki tujuan.
Inovasi yang
digulirkan memiliki tujuan, yaitu bahwa program inovasi yang dilakukan harus
memiliki apa yang ingin dicapai, termasuk arah dan strategi yang bagaimana
untuk mencapai tujuan tersebut dicapai dari sistem inovasi yang dilakukan.
B.
Hasil
Inovasi Kurikulum
Perubahan-perubahan dan pergantian –pergantian
kurikulum sejak tahun 60-an hingga kini telah banyak dirasakan, perubahan yang
terjadi sebagai hasil pola pikir dan produktivitas bagaimana inovasi dalam
penyesuaian kurikulum yang selalu dianut oleh masyarakat dapat dilakukan.
Alasan kenapa itu bisa terjadi sslah satunya yaitu hasil inovasi pendidikan.
Berikut beberapa hasil inovasi berikut ini yaitu :
a.
Kurikulum Muatan Lokal
Kurikulum
yang menyesuaikan disesuaikan dengan daerah sekolahnya dimana. Sebagai sumber
belajarnya adalah Dengan menggunakan lingkungan maka besar kemungkinan murid
dapat mengamati, melakukan percobaan atau kegiatan belajar sendiri. Belajar
mencari, mengolah, menemukan informasi sendiri dan menggunakan informasi untuk
memecahkan masalah yang ada di lingkungannya merupakan pola dasar dari belajar.
Secara khusus, muatan lokal adalah program pendidikan dalam bentuk mata
pelajaran yang isi dan media penyampaiaannya dikaitkan dengan lingkungan alam,
lingkungan sosial, dan lingkungan budaya serta kebutuhan daerah yang wajib
dipelajari oleh peserta didik di daerah itu.[7]
b.
Pendidikan Sistem Ganda (PSG)
Pendidikan Sistem Ganda atau PSG adalah
perpaduan dari pelatihan kejuruan paruh waktu yang dikombinasikan dengan
belajar paruh waktu. pemanfaatan dua lingkungan belajar terdapat di sekolah dan
di luar sekolah dalam kegiatan proses pendidikan, pendidikan keahlian dalam
profesional, yang menyatukan secara sistematik dan sinkron terhadap program
pendidikan di sekolah dan program pengusahaan keahlian yang di peroleh melalui
kegiatan bekerja langsung di dunia kerja, semua itu terarah
untuk mencapai suatu tingkat keahlian profesional tertentu.[8]
c.
Broad Based Curiculum
Pendididikan Berbasis Luas (BBE) yang
Berorientasi Pada Kecakapan Hidup (Life Skill) Broad-based Education (BBE)
adalah pendidikan berbasis luas, yaitu pendidikan yang dapat membekali siswa
dengan kecakapan generic atau kecakapan hidup yang bersifat umum, yang
memungkinkan mereka dapat memiliki kecakapan akademik dan atau kejuruan,
sehingga mereka dapat memasuki dunia kerja dalam berbagai bidang keahlian,
sesuai dengan minat, bakat dan kemampuannya. Kecakapan Hidup Sebagai Tujuan
Pendidikan Tujuan semua mata pelajaran pada kurikulum 1994/1999 dapat
dirumuskan dalam bentuk kemampuan dasar atau kompetensi dasar. Dengan Kurikulum
1994/1999 yang bersifat Subject Matter Curriculum, guru dapat menyelenggarakan
pembelajaran berbasis kompetensi.[9]
d.
KBK
KBK singkatan dari Kurikulum Berbasis
Kompetensi. KBK menekankan pada keseimbangan soft skill (kemampuan dasar) dan hard skill (kemampuan
yang menonjol atau prestasi) dengan
memfokuskan kompetensi atau kemampuan seseorang. Melalui KBK, saya disiapkan
atau dididik sampai memenuhi kompetensi kelulusan yang diharapkan oleh lapangan
pekerjaan.
e.
KTSP
KTSP Standar Isi ditentukan
terlebih dahulu melaui Permendiknas No 22 Tahun 2006. Lebih
menekankan pada aspek pengetahuan. di jenjang SD Tematik
Terpadu untuk kelas I-III. Jumlah jam pelajaran lebih sedikit dan jumlah mata
pelajaran lebih banyak dibanding Kurikulum 2013. Standar proses dalam
pembelajaran terdiri dari Eksplorasi, Elaborasi, dan Konfirmasi. TIK sebagai
mata pelajaran. Pramuka bukan ekstrakurikuler wajib. Penjurusan mulai kelas XI.
Tiap mata pelajaran diajarkan dengan pendekatan berbeda. [10]
f.
Kurikulum 2013
SKL (Standar Kompetensi Lulusan) ditentukan
terlebih dahulu, melalui Permendikbud No 54 Tahun 2013. Setelah itu baru
ditentukan Standar Isi, yang bebentuk Kerangka Dasar Kurikulum, yang dituangkan
dalam Permendikbud No 67, 68, 69, dan 70 Tahun 2013. Aspek kompetensi lulusan
ada keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi
sikap, keterampilan, dan pengetahuan. di jenjang SD Tematik Terpadu untuk kelas
I-VI. Jumlah jam pelajaran per minggu lebih banyak dan jumlah mata pelajaran
lebih sedikit dibanding KTSP. Proses pembelajaran setiap tema di jenjang SD dan
semua mata pelajaran di jenjang SMP/SMA/SMK dilakukan dengan pendekatan ilmiah
(saintific approach), yaitu standar proses dalam pembelajaran terdiri dari
Mengamati, Menanya, Mengolah, Menyajikan, Menyimpulkan, dan Mencipta. TIK
(Teknologi Informasi dan Komunikasi) bukan sebagai mata pelajaran, melainkan
sebagai media pembelajaran. Standar penilaian menggunakan penilaian otentik,
yaitu mengukur semua kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan
berdasarkan proses dan hasil. Pramuka menjadi ekstrakuler wajib.[11]
C. Hasil Inovasi Pembelajaran
Sampai saat ini beberapa temuan baru yang merupakan
hasil dari inovasi pembelajaran sudah sangat banyak, diantaranya adalah yang
disebut dengan Brain Based Learning,
LCBT, ICARE.[12]
a.
Model pembelajaran Brain Based Learning
Model
pembelajaran inovasi ini berkembang sebagai hasil dari penelitian yang
dilakukan oleh pakar “Belajar Otak” dari Eric Jensen (2004). Model ini
memberikan dasar masukan bagi para pengembang pembelajaran yang selama ini
masih menggunakan dasar ilmu psikologi. Aspek yang ditelaah dari inovasi ini,
yaitu aspek keunggulan otak manusia yang diasumsikan memiliki dukungan kuat
terhadap gejala-gejala psikolog yang selama ini terlihat dari bentuk dan performance siswa ketika mengikuti
pembelajaran. Inovasi ini telah melahirkan beberapa konsep baru dan membuktikan
konsep-konsep dan teori-teori yang selama ini banyak diperbincangkan dikalangan
akademik. Misal konsep Accelerated
Learning, Peta Concept¸Visual Intelegence, Gestural Intelegence, Kinestik
Intelegence, Tactile Intelegence.
b.
Model Pembelajaran LCBT
Model Pembelajaran LCBT merupaka salah
satu temuan model pembelajaran yang berbasis atas berfikir Lateral. Dani darmawan, dkk. (2003:89) menjelaskan bahwa LCBT
sangat penting membantu kecepatan dan melatih berpikir kritis siswa dan dapat
memberikan pengalaman berpikir kritis pada guru dalam pengembangan
stimulus-stimulus pembelajaran yang
mampu merangsang siswa berpikir cepat, tepat, dan bermakna selama
pembelajaran. Model pembelajaran ini menerapkan prinsip model latihan dan
tutorial dengan melalui penerapan berpikir lateral atau loncatan berpikir yang
didukung oleh kemampuan visual dalam memahami informasi pembelajaran dari layar
komputer.
c.
Model pembelajaran ICARE
Model
pembelajaran ICARE dalam mata pelajaran TIK, diadopsi dari sistem pembelajaran
“ICARE” yang pernah dikembangkan oleh Department of Educational Technology, San
Diago State University (SDSU) Amerika Serikat (Pastor, N, 2000). Sesuai dengan
namanya “ICARE”, pembelajaran ini merupakan singkatan dari lima kata, yaitu :
(1) Introduction (pengenalan), (2) Connect (menghubungkan), (3) Apply (Menerapkan dan Mempraktikan), (4) Reflect (merefleksikan), dan (5) Extend (memperluas dan evaluasi).
BAB
III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Suatu inovasi yang telah ada harus ada suatu difusi
inovasi atau penyebaran inovasi. Dalam bidang pendidikan misalnya, untuk
memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapi, telah banyak dilontarkan
model-model inovasi dalam berbagai bidang, antar lain: usaha pemerataan
pendidikan, peningkatan mutu,peningkatan efisiensi dan efektivitas pendidikan,
dan relevansi pendidikan. Kesemuanya dimaksudkan agar difusi inovasi yang
dilakukan bisa diadopsi dan dimanfaatkan untuk perbaikan dan pemecahan persoalan
pendidikan di Tanah Air.
B. Saran
Pembaharuan (inovasi) diperlukan bukan saja dalam bidang teknologi, tetap juga
di segala bidang termasuk bidang pendidikan. Pembaruan pendidikan diterapkan
didalam berbagai jenjang pendidikan juga dalam setiap komponen system pendidikan.
Sebagai pendidik, kita harus mengetahui dan dapat menerapkan
inovasi-inovasi agar dapat mengembangkan proses pembelajaran yang kondusif
sehingga dapat diperoleh hasil yang maksimal.
Kemajuan suatu lembaga pendidikan sangat berpengaruh pada outputnya
sehingga akan muncul pengakuan yang rill dari siswa, orang tua dan masyarakat.
Namun sekolah/ lembaga pendidikan tidak akan meraih suatu pengakuan rill
apabila warga sekolah tidak melakukan suatu inovasi di dalamnya dengan latar
belakang kekuatan, kelemahan tantangan dan hambatan yang ada.
DAFTAR
PUSTAKA
Maulana
Achmad. 2003. Kamus Ilmiah Populer.
Yogyakarta : Absolut
Tim Pengembangan MKDP. 2013. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta :
RajaGrafindo Persada
Http://goenable.wordpress.com/2013/12/13/inovasi-dalam-kurikulum-dan-pembelajaran/. Online (21 November
2014, 12.33)
Http://cyber-dakhlan90.blogspot.com/2012/09/adopsi-dan-pelaksanaan-inovasi.html.
(28 November 2014, 09.11)
Https://afidburhanuddin.wordpress.com/2014/01/20/pengelolaan-kurikulum-muatan-lokal-2/
online (28 Nop. 14, 11.29)
Http://seputarpendidikan003.blogspot.com/2013/06/pendidikan-sistem-ganda.html
(28 noveber 2014, 11.45)
Http://santyaka-singaraja.blogspot.com/2008/05/pendidikan-berbasis-luas-broad-based.html
(28 november 2014, 11.40)
Https://www.academia.edu/6338845/Perbedaan_Kurikulum_2013_Dengan_KTSP
online (28 november 2014, 10.35)
[1] Maulana
Achmad, 2003, Kamus Ilmiah Populer,
Yogyakarta : Absolut, hlm. 170
[2]Tim
Pengembangan MKDP, 2013, Kurikulum dan
Pembelajaran, Jakarta : RajaGrafindo Persada, hlm. 220
[3]
http://goenable.wordpress.com/2013/12/13/inovasi-dalam-kurikulum-dan-pembelajaran/. Online (21 November 2014, 12.33)
[4] Ibid : 2
[5] http://goenable.wordpress.com/2013/12/13/inovasi-dalam-kurikulum-dan-pembelajaran/. Online (21 November 2014, 12.33)
[6] http://cyber-dakhlan90.blogspot.com/2012/09/adopsi-dan-pelaksanaan-inovasi.html.
(28 November 2014, 09.11)
[7] https://afidburhanuddin.wordpress.com/2014/01/20/pengelolaan-kurikulum-muatan-lokal-2/
online (28 Nop. 14, 11.29)
[8] http://seputarpendidikan003.blogspot.com/2013/06/pendidikan-sistem-ganda.html
(28 noveber 2014, 11.45)
[9] http://santyaka-singaraja.blogspot.com/2008/05/pendidikan-berbasis-luas-broad-based.html
(28 november 2014, 11.40)
[10] https://www.academia.edu/6338845/Perbedaan_Kurikulum_2013_Dengan_KTSP
online (28 november 2014, 10.35)
[11] https://www.academia.edu/6338845/Perbedaan_Kurikulum_2013_Dengan_KTSP,
online ( 28 Nop. 14, 10.34)
[12] Tim
Pengembangan MKDP, 2013, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta : RajaGrafindo
Persada, hlm. 248
0 komentar:
Posting Komentar