BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sosiologi merupakan bidang kajian yang memiliki
implikasi penting terhadap tumbuh kembangnya manusia dalam masyarakat, termasuk
tumbuh berkembangnya mereka dalam dunia pendidikan. Sosiologi memberi sumbangan
yang berarti bagi mereka yang tertarik dalam upaya melakukan kajian kritis
terhadap apa yang terjadi di masyarakat. Sosiologi juga membantu upaya
melakukan perubahan dan reformasi sosial melalui berbagai cara. Sosiologi
pendidikan dalam hal ini, bisa membantu memberi bahan berharga dalam rangka
melihat proses pendidikan dengan berbagai masalah dan implikasi yang di
timbulkan.
Sosiologi Pendidikan adalah adalah ilmu
yang mempelajari seluruh aspek pendidikan, baik itu struktur, dinamika,
masalah-masalah pendidikan, ataupun aspek-aspek lainnya secara mendalam melalui
analisis atau pendekatan sosiologis.
Sosiologi pendidikan adalah cabang
dari ilmu pengetahuan yang membahas prosess interaksi sosial anak mulai dari
keluarga, masa sekolah sampai dewasa serta dengan kondisi-kondisi sosiol
cultural yang teradapat dalam lingkungannya atau masyarakat dimana ia tinggal
atau dibesarkan.
Untuk menciptakan hubungan yang
baik dengan individu maupun terhadap masyarakat maka perlu menggunakan beberapa
pendekatan, dengan pendekatan maka akan berinterksi dengan individu dan
masyarakat berjalan dengan lancar dan mudah, oleh karena pentingnya pendekatan
dalam Sosioli pendidikan maka makalah ini mengambil judul "PENDEKATAN DALAM SOSIOLOGI PENDIDIKAN",
Setidaknya terdapat beberapa pendekatan dari perspektif sosiologi yang dapat
digunakan dalam menganalisis permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam
bidang pendidikan. Di antaranya seperti yang disampaikan oleh Abu Ahmadi dalam
bukunya ‘Sosiologi Pendidikan’ yaitu pendekatan individu, sosial, interaksi dan
teori medan.[1]
B. Rumusan Masalah
Adapun tujuan
rumusan masalah dalam makalh ini adalah
sebagai berikut:
1. Apa
yang dimaksud pendekatan individu (The Individual Approuch) ?
2. Apa
yang dimaksud dengan pendekatan sosial (The Social Approuch) ?
3. Apa
yang dimaksud dengan pendekatan interaksi (The Interaction Approuch) ?
C. Tujuan Penulisan
Adapun
tujuan penulisan dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1.
Mengetahui pendekatan individu dalam
sosiologi pendidikan.
2.
Mengetahui pendekatan sosial dalam
sosiologi pendidikan.
3.
Mengetahui pendekatan interaksi dalam
sosiologi pendidikan.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pendekatan Individu (The Individual
Approuch)
Individu merupakan bagian dari kelompok atau
masyarakat dengan
kata lain bahwa individu merupakan pembentuk kelompok. Pendekatan individu adalah pendekatan yang memperhatikan faktor individu secara utuh meliputi watak, intelegensi, psikologi, dan kemampun psikomotorik.[2] Untuk dapat mengerti tata kehidupan masyarakat (kelompok) perlu dibahas tata kehidupan individu yang menjadi pembentuk mayarakat itu, jikalau kita dapat memahami tingkah laku individu satu persatu bagaiman cara berfikirnya, perasaannya, kemampuannya, perbuatnnya, sikapnya dan sebagainnya atau tegasnya watak individu, maka akhirnya dapat dimengerti bagaimana kelompok (masyarakat).
kata lain bahwa individu merupakan pembentuk kelompok. Pendekatan individu adalah pendekatan yang memperhatikan faktor individu secara utuh meliputi watak, intelegensi, psikologi, dan kemampun psikomotorik.[2] Untuk dapat mengerti tata kehidupan masyarakat (kelompok) perlu dibahas tata kehidupan individu yang menjadi pembentuk mayarakat itu, jikalau kita dapat memahami tingkah laku individu satu persatu bagaiman cara berfikirnya, perasaannya, kemampuannya, perbuatnnya, sikapnya dan sebagainnya atau tegasnya watak individu, maka akhirnya dapat dimengerti bagaimana kelompok (masyarakat).
Dalam pendekatan individual titik penekanannya adalah tingkah laku
individu. Setidaknya ada dua faktor yang mempengaruhi pendekatan individu ini
yakni faktor internal yang meliputi faktor-faktor biologis dan faktor eksternal
yang meliputi faktor-faktor lingkungan fisik dan lingkungan sosial
(Ahmadi, 2007:27).
Faktor internal meliputi faktor-faktor biologis dan
psikologis, sedangkan faktor extern mencakup faktor-faktor lingkungan fisik dan
lingkungan sosial. Beberapa penjelasan dari faktor internal pendekatan
individual dalam sosiologi pendidikan:
1. Faktor
biologis pada tingkah laku manusia
Faktor
biologis terlibat dalam seluruh kegiatan manusia, bahkan berpadu dengan
faktor-faktor sosiopsikologis. Menurut Wilson, perilaku sosial dibimbing oleh
aturan-aturan yang sudah diprogram secara genetis dalam jiwa manusia.
Pentingnya kita memperhatikan pengaruh biologis terhadap perilaku manusia
seperti tampak dalam dua hal berikut.[3]
·
Telah diakui secara meluas adanya perilaku
tertentu yang merupakan bawaan manusia, dan bukan perngaruh lingkungan atau
situasi.
·
Diakui pula adanya faktor-faktor biologis yang
mendorong perilaku manusia, yang lazim disebut sebagai motif biologis. Yang
paling penting dari motif biologis adalah kebutuhan makan-minum dan istirahat,
kebutuhan seksual, dan kebutuhan untuk melindungi diri dari bahaya.
Perbedaan antara faktor biologis dan psikologis pada tingkah laku manusia
adalah pada faktor biologis manusia dipandang sebagai organisme yang murni dan
sederhana, sedangkan pada faktor psikologis manusia dipandang sebagai organisme
yang cerdas dan mempunyai kecerdasan (inteligen). Kemudian yang menjadi problem
terbesar pada biologi adalah usaha untuk menemukan elemen-elemen tingkah laku
mana yang dapat diwariskan secara biologis dan elemen-elemen tingkah laku mana
yang disebabkan oleh lingkungan sekitar dan apakah elemen tingkah laku inheritas
(keturunan biologis/ hereditas) itu dapat diubah atau tidak?, kalau dapat
diubah sejauh mana perubahan dapat terjadi?
2. Faktor
psikologis pada tingkah laku manusia
Kita dapat mengkalsifikasikannya ke
dalam tiga komponen.
·
Komponen Afektif merupakan aspek
emosional dari faktor sosiopsikologis, didahulukan karena erat kaitannya dengan
pembicaraan sebelumnya.
·
Komponen Kognitif Aspek intelektual yang
berkaitan dengan apa yang diketahui manusia.
·
Komponen Konatif Aspek volisional, yang
berhubungan dengan kebiasaan dan kemauan bertindak.
Pengaruh psikologi pada biologis semula bersifat
semiphilosophis dan abstark, misalnya pada sciense of mind (pengetahuan tentang
proses berfikir). Sebenarnya perbedaan antara faktor psikologis dan biologis
tidak begitu ekstrim, tajam dan statis. Seiring dengan kemajuan-kemajuan
penelitian ilmiah maka dapat diketahui bahwa sebenarnya hubungan psikologi dan
biologi sifatnya timbal-balik, bahkan justru keduanya saling melengkapi di
dalam mempelajari tingkah laku manusia. Bukti dari ini adalah munculnya
penelitian-penelitian psikologi mengenai konsep insting (instinct).[4]
Maka didalam approach individu
menitik beratkan kepada faktor-faktor biologis dan psikologis yang
mendeterminir tingkah laku seseorang. Kedua faktor itulah yang primer sedangkan
faktor lingkungan sekitar fisik dan miliu sosial merupakan faktor sekunder.[5]
B. Pendekatan Sosial (The Sosial Approuch)
Pendekatan sosial yaitu pendekatan yang
memperhatikan faktor lingkungan sebagai lingkungan tinggal individu dalam
perkembangannya.[6]
Titik pangkal dari Approach Sosial ialah mayarakat dengan
berbagi lembaganya, kelompok-kelompok dengan berbagai aktivitas. Secara
konkrit Approach Sosial ini membahas aspek-aspek atau komponen dari
pada kebudayaan manusia, misalnya keluarga, tradisi, adat istiadat,
moralitas, norma-norma sosialnya dan sebagaimana. jadi segala sesuatu yang
dianggap produk bersama, milik bersama adalah masyarakat. Tingkah laku individu
dapat dipahami dengan memahami tingkah laku masyarakatnya. Misalnya, pada waktu
lahir dengan pertolongan bidan, atau dukun bayi, upacara-upacara yang dia
lakukan untuk si bayi, apabila anak sudah mulai bicara diajar tatakrama
keluarga dan masyarakat. Misalnya bagimana cara makan dan minum, bagaiman cara
berpakain dan sebagainya.
Titik tekan pendekatan ini adalah masyarakat dengan berbagai lembaga,
kelompok, organisasi dan aktivitasnya. Secara kongkrit pendekatan sosial ini
membahas aspek-aspek atau komponen dari kebudayaan manusia, seperti keluarga,
tradisi, adat-istiadat, dan sebagainya. Jadi segala sesuatu yang dianggap
produk bersama adalah milik bersama atau milik masyarakat. Jadi jelas di sini
yang menjadi gejala primer adalah kelompok masyarakat, sedangkan individu
merupakan gejala sekunder saja.
Secara ekstrim, pendekatan sosial ini berasumsi bahwa tingkah laku
individu-individunya secara mutlak ditentukan oleh masyarakat dan kebudayaan
masyarakat, sehingga individualitas tenggelam di dalam sosialtas manusia.
Tingkah laku yang demikian ini dapat ditemukan dalam masyarakat yang
benar-benar homogen yang kuat tradisi dan tata caranya. Sehingga
inidividu-individu yang menyimpang dari pola tingkah laku masyarakat dianggap
abnormal dan pasti dikeluarkan dari masyarakatnya.
Kalau diperhatikan secara seksama, prinsip dari pendekatan sosial ini tak
dapat disangkal kebenarannya, tetapi secara ekstrem dan absolut, pendekatan
sosial ini menunjukkan kelemahan-kelemahannya, sebab betapapun homogennya dan
kuatnya tata cara hidup masyarakat di situ masih juga didapati perilaku
individualitas pada anggota masyarakat. Mengapa demikian? Karena setiap
individu mempunyai watak dan kepribadiannya masing-masing. Bahkan tidak jarang
keseragaman tingkah laku pada masyarakat dianggap sebagai paksaan yang
membelenggu kreatifitas individu tersebut. Karena pada dasarnya pola tingkah
laku individu manusia selalu didapati sifat-sifat kreatif dan dinamis.[7]
C. Pendekatan Interaksi (The Interaction
Approuch)
Pendekatan interaksi yaitu pendekatan dengan memperhatikan pola hubungan
antara individu dalam lingkungannya.[8]
Di dalam pendekatan interaksional kita memperhatikan faktor-faktor
individu dan sosial. Dimana individu dan masyarakat saling mempengaruhi dalam
hubungan timbal balik antara individu dan masyarakat. Yang mana interaksi
yang terjadi mempunyai kekuatan saling membentuk dan mempengaruhi dalam rangka saling menyempurnakan. [9]
Approach Individu memberi dasar adanya individualitas watak dan
kepribadian individu-individu perseorangan sedangkan approach sosial
terutama dengan studi sosiologinya memberi landasan arah dan perkembanagan
watak dan kepribadian individu-individu dalam kontak dengan individu - individu
lainya, kontak antara masyarakat satu dengan yang lain, kontak antara negara
satu dengan negara yang lain. Studi Sosiologi menegaskan setiap individu itu
dilahirkan dan dibesarkan oleh masyarakat serta individu-individu itu dalam
hidupnya di masyarakat selalau mengidentifikasikan dirinya dengan pola tingkah
laku dan kebudayaan masyarakat[10]
Perpaduan antara pendekatan individu dan
pendekatan sosial atau dengan kata lain Sosiopaedagogik ialah study
terhadap interaksi individu dengan lingkungan sekitarnya. Wilayah studynya
meliputi individu – individu lain, kelompok sosial, pola tingkah laku dan
kebudayaannya. Kesimpulan dari pendekatan ini adalah untuk mengetahui tingkah
laku manusia harus dilihat dari individu dan masyarakatnya.[11] Dan situsi
Interksi adalah situasi hubungan sosial. Maka dapat dikatakan bahwa manusia itu
memasyarakatkan diri, atau dengan perkataan lain manusia membudayakan diri, dan
permasyarakatan pembudayaan ini tidak akan habis-habisnya sampai akhir zaman.
Macam-macam Interaksi Sosial:
1. Dilihat dari
sudut subyeknya, ada tiga macam interaksi sosial yaitu :
·
Interaksi antara orang/ perorangan
·
Interaksi antar orang dengan kelompoknya dan
sebaliknya
·
Interaksi antar kelompok
2. Dilihat dari
segi caranya, ada 2 macam interksi sosial:
·
Interksi langsung (Dirrect Interction) yaitu
interaksi fisik, seperi berkelahi.
·
Interksi simbolik (Symbolik Interaction), yaitu
interakasi dengan mempergunakan bahasa (lisan/tertulis) dan simbol-simbol lain
(isyarat) dan lain sebagainya.
3. Menurut
bentuknya, Selo Sumardjan membagi interaksi menjadi empat, yaitu:
·
Kerjasama (coopertion)
·
Persaingan (competition)
·
Pertikaian (conflict)
·
Akomodasi (accomodation) yaitu bentuk penyelesaian
dari pertikaian.
BAB
III
PENUTUP
A.
Simpulan
Jadi dari apa yang sudah dipaparkan di atas dapat
kita lihat bahwa setidaknya ada empat pendekatan sosiologis yang dapat
digunakan dalam menganalisis masalah-masalah pendidikan yaitu, pendekatan
individu, sosial, interaksi dan teori medan. Namun perlu kita sadari juga bahwa
semua pendekatan ini tidak bisa berdiri sendiri sehingga dibutuhkan semua
pendekatan untuk menghasilkan analisis yang lebih empiris dan sempurna.
DAFTAR
PUSTAKA
Ahmadi,
Abu. 2007, Sosiologi Pendidikan, Jakarta,
M. Widda Djuhan, Sosiologi Pendidikan, STAIN
(Ponorogo : STAIN, 2013)
http://pandidikan.blogspot.com/2010/10/sosiologi-pendidikan-tentang-pendekatan.html
http://www.bangmu2.com/2012/10/pendekatan-pendekatan-dalam-sosiologi.html
Abu
Ahmad, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 1991)
Abu
Ahmadi, Sosiologi Pendidikan (Surabaya : PT Bina Ilmu, 1982)
[1] Ahmadi,
Abu. Sosiologi Pendidikan, Jakarta, 2007
[2] M. Widda
Djuhan, Sosiologi Pendidikan, STAIN (Ponorogo : STAIN, 2013) hlm, 52
[3] http://pandidikan.blogspot.com/2010/10/sosiologi-pendidikan-tentang-pendekatan.html
[4] http://www.bangmu2.com/2012/10/pendekatan-pendekatan-dalam-sosiologi.html
[6] Ibid, M.
Widda Djuhan, hlm. 5
[7] http://www.bangmu2.com/2012/10/pendekatan-pendekatan-dalam-sosiologi.html
[8] Ibid, M.
widda Djuhan hlm, 52
[9] Abu
Ahmad, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 1991) hlm, 45
[10] Abu
Ahmadi, Sosiologi Pendidikan (Surabaya : PT Bina Ilmu, 1982) hlm, 44
[11] M.
Widha Djuhan, , Sosiologi Pendidikan (Ponorogo:STAIN Press, 2013) hlm.
53
0 komentar:
Posting Komentar