BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Jika ditinjau dari aspek sosiologi, perubahan sosial
adalah perubahan yang terjadi dalam masyarakat baik dalam segi norma maupun
kebudayaan. Perubahan bisa terjadi karena keinginan untuk hidup yang lebih baik
dan bisa juga secara terpaksa karena keadaan. Perubahan pasti akan selalu
terjadi, baik secara disadari maupun tidak.
Faktor yang menyebabkan
perubahan sosial. Pada umumnya dapat dikatakan bahwa sebab-sebab
tersebut sumbernya mungkin ada yang terletak di dalam masyarakat itu sendiri
dan ada yang letaknya di luar masyarakat itu yaitu datangnya sebagai pengaruh
dari masyarakat lain atau dari alam sekitarnya.
Dalam teori dikatakan bahwa faktor dari perubahan
sosial dan budaya adalah bertambahnya atau berkurangnya
penduduk . Pertumbuhan penduduk yang cepat dapat menyebabkan perubahan dalam
struktur masyarakat seperti munculnya kelas sosial yang baru dan profesi yang
baru. Selain itu pertambahan jumlah penduduk juga mengakibatkan bertambahnya
kebutuhan- kebutuhan seperti sandang, pangan, dan papan. Padahal sumber-sumber
pemenuhan kebutuhan tidak seimbang, sehingga akan timbul masalah sosial seperti
pengangguran, kemiskinan, kriminalitas, dan lain-lain. Kondisi ini akan
mengubah pola interaksi dan meningkatnya mobilitas sosial.
Pada Rt. 05 Rw. 06 kelurahan Karang Mulya ini yang kini secara realnya daerah ini
dekat sekali dengan wilayah lembaga pendidikan. Dan disana jelas terlihat
banyak sekali golongan masyarakat pendatang. Apabila diilustrasikan daerah ini
berada di tengah- tengh lingkaran, yang dikelilingi oleh masyarakat pendatang
baik yang datang hanya sekedar mencari pekerjaan, atau pun menuntut ilmu. Pada
ilustrasi tersebut terdapat titik temu antara masyarakat pendatang dengan
masyarakat pribumi. Titik temu yang berbenturan disana yaitu antara masyarakat
Pendatang dengan masyarakat pribumi dalam bidang pendidikan, ekonomi, budaya juga norma dan nilai sosial.
Atas latar belakang tersebut penulis tergugah hatinya
untuk meneliti dan menganalisis seperti apa saja peran golongan masyarakat
pendatang, dan ada perubahan apa saja yang terjadi di daerah tersebut,
perubahan menuju ke arah baikkah atau burukkah. Maka penulis memberi judul
peneliatian ini dengan judul “ANALISIS
PERAN GOLONGAN MASYARAKAT PENDATANG TERHADAP PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT
PRIBUMI”
B. Rumusan Masalah
Adapun
rumusan masalah dalam makalah ini adalah.
1.
Bagaimana Peran golongan masyarakat
pendatang terhadap perubahan sosial budaya masyarakat pribumi ?
2.
Faktor apa saja yang mempengaruhi
golongan masyarakat pendatang dalam menciptakan perubahan sosial budaya ke arah
yang lebih baik ?
3.
Bagaimana bentuk perubahan yang terjadi
pada masyarakat pribumi sebelum dan sesudah adanya masyarakat pendatang.
C. Identifikasi Masalah
Adapun
identifikasi masalah dalam makalah ini adalah.
Masalah
|
Sub Masalah
|
Responden
|
1.
Peran
golongan masyarakat pendatang terhadap perubahan sosial budaya.
|
· Peran dalam
bidang pendidikan
· Peran dalam
bidang birokrasi kemayarakatan
· Peran dalam
bidang sosial
|
Bapak Masdadi Rt. 05
|
2.
Faktor yang mempengaruhi golongan masyarakt pendatang
dalam menciptakan perubahan sosial budaya ke arah yang lebih baik.
|
· Faktor intern
· Faktor ekstern
|
Bapak yusuf dan Linda
|
3.
Bentuk perubahan yang terjadi pada masyarakat
pribumi sebelum dan sesudah adanya masyarakat pendatang.
|
· Bentuk
perubahan sosial budaya sebelum dan sesudah adanya masyarakat pendatang.
|
Ibu mumun
|
BAB
II
TEORI
TENTANG PERAN GOLONGAN
MASYARAKAT
PENDATANG TERHADAP PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT PRIBUMI
A. Pengertian Perubahan Sosial Budaya
Perubahan sosial budaya merupakan gejala umum yang
terjadi di setiap masyarakat. Perubahan – perubahan yang terjadi dialam
masyarakat ada yang dapat diamati dengan mudah dan ada pula yang sukar diamati.
Terdapat dua pengertian yang disamakan maknanya, yaitu prubahan sosial dan
perubahan budaya. Perubahan sosial sebagai realitas sosial yang dipahami
sebagai perubahan dalam struktur sosial, yaitu perubahan yang menyangkut
berbagai perkembangan dalam masyarakat, misalnya perubahan masyarkat yang
sosialis ke masyarakat yng semakin individual. Sedangkan perubahan budaya
adalah perubahan yang terjadi pada nilai dan norma masyarakat, misalnya wanita
dulu dinilai rendah martabatnya sekarang harkat dan martabatnya sama dengan
laki-laki. Wanita diberi kesempatan yang sama untuk mengenyam pendidikan setinggi mungkin dan
dapat bekerja di semua sektor pekerjaan. [1]
Pengertian perubahan sosial budaya menurut para ahli
:[2]
1. Selo Soemardjan
Perubahan
sosial budaya adalah perubahan yang terjaid pada lembaga – lembaga kemasyarakatan
pada suatu masyarakat yang memengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya
nilai, sikap, dan pola perilaku kelompok dalam masyarakat.
2.
William
E. Oghburn
Perubahan
sosial budaya meliputi perubahan pada unsur – unsur kebudayaan, baik material
maupun immaterial.
3.
Robert
M. Maclver
Bahwa
perubahan sosial adalah perubahan dalam hubungan sosial (Social Relationship) atau sebagai perubahan terhadap keseimbangan (Equilibirium) hubungan sosial.
4.
John
Lewis Gillin dan John Philip Gillin
Perubahan
sosial budaya merupakan suatu variasi dari cara-cara hidup yang diterima, baik
karena perubahan kondisi geografis, kebudayaan materil, komposisi penduduk,
ideologi, maupun adanya difusi atau penemuan-penemuan baru dalam masyarakat.
5.
Kingsley
Devis
Perubahan
– perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat. Perubahan sosial
merupakan bagian dari perubahan kebudayaan.
6.
Maclonis
Perubahan
sosial adalah transformasi organisasi masyarakat, dalam pola berpikir dan
perilaku pada waktu tertentu.
7.
Ritzer,
et al
Perubahan
sosial mengacu pada variasi hubungan antarindividu, kelompok, organisasi,
kultur, dan masyarakat pada waktu tertentu.
8.
Farley
Perubahan sosial
adalah perubahan pola perilaku, hubungan sosial, lembaga, dan struktur sosial
pada waktu tertentu.
Dari berbagai definisi tersebut dapat disimpulkan
bahwa, perubahan sosial adalah segala perubahan pada lembaga-lembaga
kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya,
termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap dan pola perilaku diantara kelompok
masyarakat.
B. Teori Perubahan Sosial Budaya
Perubahan sosial budaya dalam masyarakat pada
dasarnya merupakan bentuk upaya penyesuaian agar terjadi keseimbangan hubungan,
baik hubungan antarsesama manusia maupun hubungan manusia dengan alam.
Teori-teori tentang perubahan sosial budaya oleh
beberapa ahli berikut, dapat membantu kita memahami terjadinya perubahan sosial
budaya dalam masyarakat :[3]
1.
Teori Siklus (Cyclus Theory)
Teori
yang dikemukakan oleh Vilfredo Pareto ini menyatakan bahwa masyarakat dan
kebudayaan melewati siklus tahap-tahap perkembangan yang dapat terjadi secara
berulang. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perubahan sosial budaya
terjadi secara berulang-ulang dan setiap tahap sosial budaya yang terjadi
merupakan tahapan yang pernah dilewati.
2.
Teori Perkembangan (Linier theory)
Teori
perkembangan ini tidak menggambarkan perubahan sosial budaya yang terjadi
secara siklik (menyerupai siklus). Tetapi terjadi secara lurus (linier) menuju
suatu titik tertentu. Titik yang menjadi tujuan perubahn ini adalah titik
idealisme yaitu suatu keadaan yang diinginkan oleh seluruh warga masyarakat.
Perubahan ini, menurut Herbert Spencer terjadi secara pasti. Menurut teori ini,
masyarakat berkembang secara pasti melalui tahap-tahap dari masyarakat
primitif, masyarakat tradisional hingga masyarakat modern, tidak akan kembali
menjadi mayarakat primitif atau tradisional.
3.
Teori Evolusi (Universal Theory of Ebolution)
Teori
evolusi ini dikemukakan oleh Herbert Spencer, menyatakan bahwa perubahan sosial
budaya yang terjadi dalam masyarakat, berlangsung secara terus menerus. Teori
ini mengatakan bahwa perkembangan masyarakat tidak perlu melalui tahap-tahap
tertentu yang tetap. Teori ini mengemukakan bahwa kebudayaan manusia telah
mengikuti garis evolusi tertentu. Perubahan –perubahan yang terjadi merupakan
bentuk peningkatan kemampuan mengadaptasikan diri (manusia atau masyarakat)
dengan alam. Pada akhirnya manusia akan mengalami suatu titik menuju
kesempurnaan.
4.
Teori Fungsional (Functional Theory)
Menurut
teori fungsional, perubahan sosial budaya terjadi secara konstan (tetap),
tetapi mengacaukan keseimbangan masyarakat. Proses pengacauan ini akan berhenti
jika perubahan yang terjadi telah menyatu (terintegrasi) dengan kebudayaan
masyarakat. Pengintegrasian kebudayaan dalam masyarakat akan terjadi jika
masyarakat mengalami perubahan sosial budaya dalam kehidupan mereka. Perubahan itu
bersifat fungsional jika perubahan tersebut dianggap bermanfaat oleh
masyarakat. Sebaliknya perubahan yang terbukti tidak berguna (disfungsional)
akan ditolak.
5.
Teori Konflik (Conflict Theory)
Menurut
teori konflik, perubahan sosial budaya disebabkan adanya konflik dalam
masyarakat. Teori ini mengemukakan bahwa yang tetap (konstan) adalah adanya
konflik, bukan perubahannya. Jika konflik di dalam masyarakat berlangsung terus
menerus maka perubahan akan terus terjadi.
Perubahan yang terjadi setelah adanya konflik menunjukan keberhasilan
keinginan perubahan dari kelompok atau kelas tertentu yang memenangkan konflik
tersebut. Kelompok yang menang akan mengubah sistem yang pernah dianut oleh
kelompok lain.
C. Ciri – ciri Perubahan Sosial Budaya
Ciri-ciri
perubahan sosial budaya diantaranya adalah sebagai berikut :[4]
1.
Setiap masyarakat mengalami perubahan
(masyarakat dinamis).
2.
Perubahan sosial berlangsung secara
terus-menerus.
3.
Perubahan sosial selalu diikuti
perubahan-perubahan sosial lainnya.
4.
Perubahan sosial yang terlalu cepat
menyebabkan adanya disintegrasi.
5.
Perubahan sosial dapat berlangsung
bidang material dan immaterial
D. Bentuk Perubahan Sosial Budaya
dalam Masyarakat[5]
1.
Perubahan secara lambat dan Perubahan secara
cepat (dilihat dari waktu)
· Perubahan
secara lambat (evolusi), yaitu prubahan yang memerlukan waktu lama. Cirinya :
memerlukan waktu lama, perubahannya kecil, perubahan tidak disadari oleh
masyarakat, tidak diikuti oleh konflik atau tidak menimbulkan kekerasan. misal:
perubahan mata pencaharian masyarakat
· Perubahan
secara cepat (revolusi), yaitu perubahan yang terjadi dalam waktu yang sangat
cepat. Ciri-cirinya membutuhkan waktu singkat, perubahannya besar karena
menyangkut sendi-sendi pokok kehidupan, perubahan disadari/direncanakan,
seringkali diikuti oleh kekerasan atau menimbulkan konflik. misal: revolusi
Indonesia tahun 1945, reformasi Indonesia tahun 1998, revolusi industri
Perancis dan Inggris.
2.
Perubahan yang pengaruhnya kecil dan pengaruhnya
besar.
· Perubahan
yang pengaruhnya kecil adalah perubahan yang tidak membawa pengaruh langsung
bagi kehidupan masyarakat. Misal ; perubahan mode pakaian, gaya potongan
rambut, dsb.
· Perubahan
yang membawa pengaruh besar adalah perubahan yang membawa pengaruh langsung
terhadap kehidupan masyarakat karena perubahan yang terjadi pada unsure-unsur
social budaya masyarakat. contoh: Industrialisasi membawa pengaruh pada
hubungan kerja, lembaga kemasyarakatan, system pemilikan tanah, pelapisan social,
hubungan kekerabatan, dll.
3.
Perubahan yang dikehendaki atau direncanakan
dan perubahan yang tidak dikehendaki atau tidak direncanakan.
· Perubahan
yang dikehendaki/direncanakan, pembangunan adalah perubahan yang sudah
diperkirakan sebelumnya oleh pihak-pihak tertentu yang ada dalam masyarakat.
· Perubahan
yang tidak dikehendaki/tidak direncanakan adalah perubahan yang tidak
diperkirakan sebelumnya. Biasanya perubahan tidak dihendaki muncul sebagai
dampak dari perubahan yang direncanakan.
Secara garis besar perubahan
social menyangkut perubahan dalam:
·
Kelompok sosial
·
Stratifikasi sosial
·
Lembaga-lembaga sosial
·
interaksi sosia
E. Faktor Pendorong dan Penghambat
Perubahan Sosial Budaya[6]
1. Faktor
pendorong perubahan sosial budaya.
a.
Kontak dengan budaya lain.
b.
Sistem pendidikan yang maju.
c.
Sikap menghargai hasil karya seseorang dan keinginan
untuk maju.
d.
Toleransi terhadap perubahan yang menyimpang.
e.
Sistem terbuka dalam lapisan-lapisan masyarakat,.
f.
Penduduk yang heterogen.
g.
Ketidak puasan masyarakat terhadap bidang-bidnag
kehidupan tertentu.
h.
Orientasi ke masa depan.
i.
Nilai bahwa manusia senan tiasa berikhtiar untuk
memperbaiki hidupnya.
2. Faktor
penghambat perubahan sosial budaya
a.
Kurangnya hubungan dengan masyarakat luar
b.
Perkembangn ilmu pengetahuan yang terlambat
c.
Sikap masyarakat yang sangat tradisional
d.
Adanya kepentingan yang tertanam kuat (vested interest)
e.
Rasa takut akan terjadinya kegoyahan pada integrasi
kebudayaan
f.
Prasangka terhadap hal baru atau asing atau sikap
tertutup
g.
Hambatan yang bersifat ideologis
h.
Adat atau kebiasaan
i.
Nilai bahwa hidup ini pada hakikatnya buruk dan tidak
mungkin diperbaiki.
BAB
III
PEMBAHASAN
A. Peran Golongan Masyarakat Pendatang
Terhadap Perubahan Sosial Budaya Masyarakat Pribumi
Setelah diadakan analisis atas hasil wawancara dari
seorang ketua Rt. 05 Harapan Mulya, Kelurahan Karang Mulya, bapak masdadi didapatkan
beberapa informasi bahwa di daerah ini jumlah masyarakat pendatang terbilang
banyak, khusunya masyarakat pendatang disini umumnya adalah para mahasiswa yang
sedang menuntut ilmu, mengapa demikian karena letak geografis daerah ini
terletak pada kawasan pendidikan. Maka dari itu di daerah ini tidak heran
begitu banyak bangunan kost-an milik masyarakat pribumi juga masyarakat
pendatang yang telah lama menetap di daerah ini. Tidak hanya masyarakat
pendatangnya berupa mahasiswa tetapi ada juga dosen atau guru-guru yang
mengajar di kawasan pendidikan ini pun tinggal dan menetap di daerah ini.
Sejauh ini adanya masyarakat pendatang belum
berperan jauh dan penting dalam perubahan disini. Khususnya para mahasiswa yang
kurang begitu membaur dengan masyarakat daerah tersebut. “Karena tugas dan tanggung jawab mahasiswa terhadap tugas-tugas
dikampusnya yang begitu banyak juga kegiatannya yang begitu padat sehingga
kurang sekali waktu untuk mereka bermasyarakat.tetapi ada saja beberapa
mahasiswa yang jika tidak sibuk pasti datang ke mushola dan mengajar ngaji
anak-anak”, ucap Linda salah satu Mahasiswi yang tinggal di daerah
tersebut. Jadi hal itu membuat pemuda-pemuda yang berada di daerah tersebut
tidak tergerak hatinya untuk ikut membangun daerahnya.
Namun bersyukurnya selain mahasiswa, masyarakat
pendatang disini diantaranya adalah dosen dan guru yang berdinas di kawasan
pendidikan juga ikut turut berpartisipasi memajukan dan menciptakan perubahan
pada Rt/Rw 05/06 ini salah satunya adalah bapak Ahmad Yani seorang dosen IAIN
Syekh Nur Jati Cirebon yang begitu turut berpartisipasi dalam menciptkan
perubahan di daerah ini misalnya dalam hal bidang keagamaan, PHBI (Peringatan
Hari Besar Islam) selalu mengajukan usulan-usulan kegiatan untuk memeriahkan
peringatan tersebut. Akan tetapi ironisnya, seringnya hal ini selalu kurang
mendapat dukungan dari warga. Karena karakter warga daerah tersebut begitu
awam, keras, individual, dan apatis. Jadi selama ini dirasa cukup sulit untuk
menghidupkan dan meramaikan setiap kegitan peringatan-peringatan haribesar ini
baik PHBI ataupun PHBN.
Program yang kini tengah digarap oleh Rt/Rw 05/06
ini yaitu pembangunan Karang Taruna, menghidupkan kembali karang taruna bersama
masyarakat pendatang (mahasiswa, dosen , guru, dan para pegawai). Yang konon
katanya karang taruna di daerah ini telah lenyap dan tidak aktif, lantaran
pemuda-pemudanya yang kurang berpartisipasi menciptakan perubahan menuju kemajuan.
B. Faktor Yang Mempengaruhi Golongan
Masyarakat Pendatang Dalam Menciptakan Perubahan Sosial Budaya
Pada umumnya setelah beberapa narasumber diwawancara
hanya adabeberapa faktor pendorong yang mendorong mereka untuk menciptakan
perubahan sosial budaya di daerah tersebut, diantaranya yaitu :Faktor
pendorongnya diantaranya adalah sebagai berikut :
1.
Adanya rasa ketidakpuasan terhadap
keadaan yang ada
Ketidakpuasan
yang berlangsung lama di kehidupan masyarakat dapat menimbulkan reaksi berupa
perlawanan, pertentangan, dan gerakan revolusi untuk mengubahnya. Adanya rasa
ketidak puasan yang timbul karena keadaan yang kurang memuaskan dari layanan
kemayarakatanya membuat mereka terdorong dan bangkit untuk merubah keadaan
tersebut.
2.
Sikap keinginan untuk maju dan memajukan
Sikap
disini lebih ke arah kesadaran kepada individu perindividu untuk memajukan dan
menciptakan perubahan ke arah yang lebih baik. Namun sayangnya sikap dan rasa
kesadaraan itu terkadang terhimpit oleh waktu dan kesibukan perindividu yang
berbeda-beda. Contohnya ketika di wawancarai beberapa mahasiswa, mereka ada
keinginan untuk memajukan daerah itu walaupun mereka bukan pribumi asli tetapi
mereka selalu terbentrok dengan kegiatan-kegiatan dikampus dan tugas-tugas
dikampus yang begitu padat. Akhirnya mereka tidak secara penuh mengabdi dan
membuat suatu agen perubahan di daerah tersebut.
3. Orientasi ke
Masa Depan.
Pemikiran
yang selalu berorientasi ke masa depan akan membuat masyarakat selalu berpikir
maju dan mendorong terciptanya penemuan-penemuan baru yang disesuaikan dengan
perkembangan dan tuntutan zaman.
4. Sistem
Pendidikan Formal yang Maju.
Karena
daerah ini dekat sekali dengan kawasan pendidikan ditambah dengan telah banyak
pendatang-pendatang akademis maka sebagian ada yang memberikan pencerahan
mengenai pentingnya pendidikan, memberikan nilai-nilai tertentu bagi manusia,
terutama membuka pikiran dan mem-biasakan berpola pikir ilmiah, rasional, dan
objektif. Hal ini akan memberikan kemampuan manusia untuk menilai apakah kebudayaan
masyarakatnya dapat memenuhi perkembangan zaman atau tidak.
C. Bentuk Perubahan Yang Terjadi Pada
Masyarakat Pribumi Sebelum dan Sesudah Adanya Masyarakat Pendatang
Bentuk perubahan yang terjadi di daerah ni yang
telah di rasa adalah sebagi berikut :
1.
Bidang pendidikan
Dahulu
sebelum banyak bangunan kost-an rata-rata tingkat pendidikan masyarakat harapan
mulya ni adalah SD (sekolah dasar) namun semenjak mulai didirikannya bangunan
kost-an kemudian banyak masyarakat pendatang yang tinggal disana sambil menuntut
ilmu, maka mulailah timbul dari dalam diri masing-masing masyarakat untuk
meningkatkan pendidikannya, ditambah juga dikeluarkannya UUD pendidikan tentang
wajib belajar 12 tahun, akhirnya kini pada umumnya rata-rata tingkat pendidikan masyarakat harapan
mulya adalah SLTA (sekolah lanjutan tingkat atas). Dan kini semenjak maraknya
mahasiswa yang tinggal di harapan mulya banyak anak-anak yang datng secara
pribadi untuk belajar bersama.
2.
Bidang ekonomi
Dengan
adanya masyarakat pendatang memberikan keuntungan bagi masyarakat setempat. Ini
merupakan suatu simbiosis mutualisme dalam bidang pendapatan. Maka akan terjadi
suatu permintaan dan penawaran yangterjadi. Masyarakat pendatang membutuhkan
tempat tinggal dan masyarakat setempat yang memiliki uang cukup mereka
membangun gedung dan menyediakan berupa kost-an ataupun kontrakan untuk tempat
tinggal mereka. Tidak hanya itu seiring didirikannya bangunan banyak pula
masyarakat kecil dan menengah pribumi yang menambahkan pendapatannya dari
berjualan makanan, ada yang keliling setiap pagi, dan ada pula yang buka warung
makan. Akhirnya disana ada suatu tambahan pendapatan keuangan masyarakat yang
tadinya pendapatan hanya di peroleh dari buruh dan menggembala hewan ternak.
3.
Bidang sosial budaya
Bentuk
perubahan yang nampak pada bidang sosial ini adalah pada budaya intelektual
yang lekat dari pendatang baru. Dalam bidang birokrasinya semenjak banyaknya
mahasiswa yang tinggal disana maka linmas di daerah harapan mulya Rt.05/Rw.06
ini harus ekstra ketat dalam menjaga keamanan apalagi ketika malam tiba. Yang
sangat jelas sekali terlihat yaitu dengan adanya masayarakat pendatang yang
didominasi oleh mahasiswa membuat daerah harapan mulya ini semakin ramai, yang
dulunya setelah isya sudah sepi, sekarang setelah isya masih ramai dengan
aktivitas mahasiswa yang mencari makanan dan mengerjakan tugas kelompok di
kost-an temannya atau pun di kampus.
BAB
IV
PENUTUP
A. Simpulan
Adanya masyarakat pendatang memberikan suatu perubahan, walaupun itu
sedikit. Pada dasarnya perubahan itu semua kembali kepada diri kita kembali,
dan masyarkat itu sendiri apakah masyarakat itu mau berubah menjadi masyarakat
yang lebih maju dan baik atau kah sebaliknya. Adanya masyarakat pendatang hanya
faktor pendorong mereka saja untuk maju.
Namun harus kita yakini tidak ada masyarakat di bumi ini
yang tidak mengalami perubahan, sebagaimana yang dinyatakan oleh filosof yunani
Heraclitus bahwa segala seuatu di
alam semesta ini dalam keadaan yang terus berubah. Begitu melekatnya gejala
perubahan sosial di dalam kehidupan masyarakat sampai muncul anggapan yang
mengatakan bahwa semua yang ada di masyarakat mengalami perubahan, kecuali satu
hal saja, yaitu perubahan itu sendiri. Artinya perubahan itu sendirilah yang
tak pernah mengalami perubahan, tidak pernah surut atau berhenti.
DAFTAR
PUSTAKA
Abdullah Mulat Wigati, 2007, IPS
SOSIOLOGI, Jakarta : Grasindo
Saleh Heru, 2010, Sosiologi, Solo :
Putra Kertonatan
Sukanti
Dwi, Sri Yamti, Umasih, 2007, Geografi dan Sosiologi, Jakarta : Ganeca Exact
Soeroso andreas, 2008, Sosiologi 1,
Jakarta : Yudhistira
http://dynamicasryan.blogspot.com/2013/10/perubahan-sosial-budaya.html
(08 desember 2014, 05.57)
http://maribelajargeografi.blogspot.com/2010/03/bentuk-bentuk-perubahan-sosial-budaya.html(08
des 2014, 06.10)
Lampiran
1
QUESIONER PENELITIAN
ANALISIS PERAN GOLONGAN
MASYARAKAT PENDATANG TERHADAP PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT PRIBUMI.
Quesioner
untuk pak RT
1. Apakah
bapak asli pribumi daerah sini ataukah pendatang ?
2. Sejauhmana
kah yang bapak ketahui peran para masyarakat pendatang di lingkungan Rt.05 Rw.
06 ini ?
3. Kontribusi
seperti apa yang biasa diberikan oleh masyarakat pendatang untuk menciptakan
perubahan disini ?
4. Apakah
ada perubahan dengan adanya masyarakat pendatang, jika ada perubahan seperti
apa ?
Quesioner
untuk masyarakat pendatang
1. Sudah
berapa tahun tinggal disini ?
2. Kontribusi
seperti apa yang biasa diberikan oleh bapak / ibu untuk menciptakan perubahan
disini ?
3. Apakah
ada faktor – faktor menghambat atau mendorong dalam minat berkontribusi ?
Quesioner
untuk masyarakat pribumi
1. Bagaimana
tanggapan ibu akan adanya masyarakat pendatang ?
2. Apakah
ibu merasakan perubahan dengan adanya masyarakat pendatang ? jika ada seperti
apa ?
3. Kontribusi
apa yang paling dirasakan ?
[1]
Soeroso Andreas. 2008, Sosiologi 1,
Jakarta : Yudhistira, hlm.22
[2] Sukanti
Dwi, Sri Yamti, Umasih. 2007, Geografi
dan Sosiologi, Jakarta : Ganeca Exact. Hlm. 19
[3]Abdullah
Mulat Wigati, 2007, IPS SOSIOLOGI. Jakarta : Grasindo. Hlm. 4
[4] http://dynamicasryan.blogspot.com/2013/10/perubahan-sosial-budaya.html
(08 desember 2014, 05.57 )
[5] http://maribelajargeografi.blogspot.com/2010/03/bentuk-bentuk-perubahan-sosial-budaya.html(08
des 2014, 06.10)
[6] Saleh
Heru. 2010. Sosiologi. Solo : Putra Kertonatan. Hlm. 10
0 komentar:
Posting Komentar