Wikipedia

Hasil penelusuran

Jumat, 20 Februari 2015

ANALISIS PERAN GOLONGAN MASYARAKAT PENDATANG TERHADAP PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT PRIBUMI



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Jika ditinjau dari aspek sosiologi, perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi dalam masyarakat baik dalam segi norma maupun kebudayaan. Perubahan bisa terjadi karena keinginan untuk hidup yang lebih baik dan bisa juga secara terpaksa karena keadaan. Perubahan pasti akan selalu terjadi, baik secara disadari maupun tidak.
Faktor yang menyebabkan perubahan sosial. Pada umumnya dapat dikatakan bahwa sebab-sebab tersebut sumbernya mungkin ada yang terletak di dalam masyarakat itu sendiri dan ada yang letaknya di luar masyarakat itu yaitu datangnya sebagai pengaruh dari masyarakat lain atau dari alam sekitarnya.
Dalam teori dikatakan bahwa faktor dari perubahan sosial dan budaya adalah bertambahnya atau berkurangnya penduduk . Pertumbuhan penduduk yang cepat dapat menyebabkan perubahan dalam struktur masyarakat seperti munculnya kelas sosial yang baru dan profesi yang baru. Selain itu pertambahan jumlah penduduk juga mengakibatkan bertambahnya kebutuhan- kebutuhan seperti sandang, pangan, dan papan. Padahal sumber-sumber pemenuhan kebutuhan tidak seimbang, sehingga akan timbul masalah sosial seperti pengangguran, kemiskinan, kriminalitas, dan lain-lain. Kondisi ini akan mengubah pola interaksi dan meningkatnya mobilitas sosial.
Pada Rt. 05 Rw. 06 kelurahan Karang  Mulya ini yang kini secara realnya daerah ini dekat sekali dengan wilayah lembaga pendidikan. Dan disana jelas terlihat banyak sekali golongan masyarakat pendatang. Apabila diilustrasikan daerah ini berada di tengah- tengh lingkaran, yang dikelilingi oleh masyarakat pendatang baik yang datang hanya sekedar mencari pekerjaan, atau pun menuntut ilmu. Pada ilustrasi tersebut terdapat titik temu antara masyarakat pendatang dengan masyarakat pribumi. Titik temu yang berbenturan disana yaitu antara masyarakat Pendatang dengan masyarakat pribumi dalam bidang pendidikan, ekonomi,  budaya juga norma dan nilai sosial.
Atas latar belakang tersebut penulis tergugah hatinya untuk meneliti dan menganalisis seperti apa saja peran golongan masyarakat pendatang, dan ada perubahan apa saja yang terjadi di daerah tersebut, perubahan menuju ke arah baikkah atau burukkah. Maka penulis memberi judul peneliatian ini dengan judul “ANALISIS PERAN GOLONGAN MASYARAKAT PENDATANG TERHADAP PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT PRIBUMI”

B.     Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah.
1.      Bagaimana Peran golongan masyarakat pendatang terhadap perubahan sosial budaya masyarakat pribumi ?
2.      Faktor apa saja yang mempengaruhi golongan masyarakat pendatang dalam menciptakan perubahan sosial budaya ke arah yang lebih baik ?
3.      Bagaimana bentuk perubahan yang terjadi pada masyarakat pribumi sebelum dan sesudah adanya masyarakat pendatang.

C.    Identifikasi Masalah
Adapun identifikasi masalah dalam makalah ini adalah.

Masalah
Sub Masalah
Responden
1.   Peran  golongan masyarakat pendatang terhadap perubahan sosial budaya.
·      Peran dalam bidang pendidikan
·      Peran dalam bidang birokrasi kemayarakatan
·      Peran dalam bidang sosial
Bapak Masdadi Rt. 05
2.   Faktor yang mempengaruhi golongan masyarakt pendatang dalam menciptakan perubahan sosial budaya ke arah yang lebih baik.
·      Faktor intern
·      Faktor ekstern
Bapak yusuf dan Linda
3.   Bentuk perubahan yang terjadi pada masyarakat pribumi sebelum dan sesudah adanya masyarakat pendatang.
·      Bentuk perubahan sosial budaya sebelum dan sesudah adanya masyarakat pendatang.
Ibu mumun


























BAB II
TEORI TENTANG PERAN GOLONGAN
MASYARAKAT PENDATANG TERHADAP PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT PRIBUMI


A.    Pengertian Perubahan Sosial Budaya
Perubahan sosial budaya merupakan gejala umum yang terjadi di setiap masyarakat. Perubahan – perubahan yang terjadi dialam masyarakat ada yang dapat diamati dengan mudah dan ada pula yang sukar diamati. Terdapat dua pengertian yang disamakan maknanya, yaitu prubahan sosial dan perubahan budaya. Perubahan sosial sebagai realitas sosial yang dipahami sebagai perubahan dalam struktur sosial, yaitu perubahan yang menyangkut berbagai perkembangan dalam masyarakat, misalnya perubahan masyarkat yang sosialis ke masyarakat yng semakin individual. Sedangkan perubahan budaya adalah perubahan yang terjadi pada nilai dan norma masyarakat, misalnya wanita dulu dinilai rendah martabatnya sekarang harkat dan martabatnya sama dengan laki-laki. Wanita diberi kesempatan yang sama untuk  mengenyam pendidikan setinggi mungkin dan dapat bekerja di semua sektor pekerjaan. [1]
Pengertian perubahan sosial budaya menurut para ahli :[2]
1.      Selo Soemardjan
Perubahan sosial budaya adalah perubahan yang terjaid pada lembaga – lembaga kemasyarakatan pada suatu masyarakat yang memengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai, sikap, dan pola perilaku kelompok dalam masyarakat.
2.      William E. Oghburn
Perubahan sosial budaya meliputi perubahan pada unsur – unsur kebudayaan, baik material maupun immaterial.



3.      Robert M. Maclver
Bahwa perubahan sosial adalah perubahan dalam hubungan sosial (Social Relationship) atau sebagai perubahan terhadap keseimbangan (Equilibirium) hubungan sosial.
4.      John Lewis Gillin dan John Philip Gillin
Perubahan sosial budaya merupakan suatu variasi dari cara-cara hidup yang diterima, baik karena perubahan kondisi geografis, kebudayaan materil, komposisi penduduk, ideologi, maupun adanya difusi atau penemuan-penemuan baru dalam masyarakat.
5.      Kingsley Devis
Perubahan – perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat. Perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan kebudayaan.
6.      Maclonis
Perubahan sosial adalah transformasi organisasi masyarakat, dalam pola berpikir dan perilaku pada waktu tertentu.
7.      Ritzer, et al
Perubahan sosial mengacu pada variasi hubungan antarindividu, kelompok, organisasi, kultur, dan masyarakat pada waktu tertentu.
8.      Farley
Perubahan sosial adalah perubahan pola perilaku, hubungan sosial, lembaga, dan struktur sosial pada waktu tertentu.
Dari berbagai definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa, perubahan sosial adalah segala perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap dan pola perilaku diantara kelompok masyarakat.




B.     Teori Perubahan Sosial Budaya
Perubahan sosial budaya dalam masyarakat pada dasarnya merupakan bentuk upaya penyesuaian agar terjadi keseimbangan hubungan, baik hubungan antarsesama manusia maupun hubungan manusia dengan alam.
Teori-teori tentang perubahan sosial budaya oleh beberapa ahli berikut, dapat membantu kita memahami terjadinya perubahan sosial budaya dalam masyarakat :[3]
1.      Teori Siklus (Cyclus Theory)
Teori yang dikemukakan oleh Vilfredo Pareto ini menyatakan bahwa masyarakat dan kebudayaan melewati siklus tahap-tahap perkembangan yang dapat terjadi secara berulang. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perubahan sosial budaya terjadi secara berulang-ulang dan setiap tahap sosial budaya yang terjadi merupakan tahapan yang pernah dilewati.

2.      Teori Perkembangan (Linier theory)
Teori perkembangan ini tidak menggambarkan perubahan sosial budaya yang terjadi secara siklik (menyerupai siklus). Tetapi terjadi secara lurus (linier) menuju suatu titik tertentu. Titik yang menjadi tujuan perubahn ini adalah titik idealisme yaitu suatu keadaan yang diinginkan oleh seluruh warga masyarakat. Perubahan ini, menurut Herbert Spencer terjadi secara pasti. Menurut teori ini, masyarakat berkembang secara pasti melalui tahap-tahap dari masyarakat primitif, masyarakat tradisional hingga masyarakat modern, tidak akan kembali menjadi mayarakat primitif atau tradisional.

3.      Teori Evolusi (Universal Theory of Ebolution)
Teori evolusi ini dikemukakan oleh Herbert Spencer, menyatakan bahwa perubahan sosial budaya yang terjadi dalam masyarakat, berlangsung secara terus menerus. Teori ini mengatakan bahwa perkembangan masyarakat tidak perlu melalui tahap-tahap tertentu yang tetap. Teori ini mengemukakan bahwa kebudayaan manusia telah mengikuti garis evolusi tertentu. Perubahan –perubahan yang terjadi merupakan bentuk peningkatan kemampuan mengadaptasikan diri (manusia atau masyarakat) dengan alam. Pada akhirnya manusia akan mengalami suatu titik menuju kesempurnaan.

4.      Teori Fungsional (Functional Theory)
Menurut teori fungsional, perubahan sosial budaya terjadi secara konstan (tetap), tetapi mengacaukan keseimbangan masyarakat. Proses pengacauan ini akan berhenti jika perubahan yang terjadi telah menyatu (terintegrasi) dengan kebudayaan masyarakat. Pengintegrasian kebudayaan dalam masyarakat akan terjadi jika masyarakat mengalami perubahan sosial budaya dalam kehidupan mereka. Perubahan itu bersifat fungsional jika perubahan tersebut dianggap bermanfaat oleh masyarakat. Sebaliknya perubahan yang terbukti tidak berguna (disfungsional) akan ditolak.

5.      Teori Konflik (Conflict Theory)
Menurut teori konflik, perubahan sosial budaya disebabkan adanya konflik dalam masyarakat. Teori ini mengemukakan bahwa yang tetap (konstan) adalah adanya konflik, bukan perubahannya. Jika konflik di dalam masyarakat berlangsung terus menerus maka perubahan akan terus terjadi.  Perubahan yang terjadi setelah adanya konflik menunjukan keberhasilan keinginan perubahan dari kelompok atau kelas tertentu yang memenangkan konflik tersebut. Kelompok yang menang akan mengubah sistem yang pernah dianut oleh kelompok lain.

C.    Ciri – ciri Perubahan Sosial Budaya
Ciri-ciri perubahan sosial budaya diantaranya adalah sebagai berikut :[4]
1.      Setiap masyarakat mengalami perubahan (masyarakat dinamis).
2.      Perubahan sosial berlangsung secara terus-menerus.
3.      Perubahan sosial selalu diikuti perubahan-perubahan sosial lainnya.
4.      Perubahan sosial yang terlalu cepat menyebabkan adanya disintegrasi.
5.      Perubahan sosial dapat berlangsung bidang material dan immaterial

D.    Bentuk Perubahan Sosial Budaya dalam Masyarakat[5]
1.      Perubahan secara lambat dan Perubahan secara cepat (dilihat dari waktu)
·      Perubahan secara lambat (evolusi), yaitu prubahan yang memerlukan waktu lama. Cirinya : memerlukan waktu lama, perubahannya kecil, perubahan tidak disadari oleh masyarakat, tidak diikuti oleh konflik atau tidak menimbulkan kekerasan. misal: perubahan mata pencaharian masyarakat
·      Perubahan secara cepat (revolusi), yaitu perubahan yang terjadi dalam waktu yang sangat cepat. Ciri-cirinya membutuhkan waktu singkat, perubahannya besar karena menyangkut sendi-sendi pokok kehidupan, perubahan disadari/direncanakan, seringkali diikuti oleh kekerasan atau menimbulkan konflik. misal: revolusi Indonesia tahun 1945, reformasi Indonesia tahun 1998, revolusi industri Perancis dan Inggris.

2.      Perubahan yang pengaruhnya kecil dan pengaruhnya besar.
·      Perubahan yang pengaruhnya kecil adalah perubahan yang tidak membawa pengaruh langsung bagi kehidupan masyarakat. Misal ; perubahan mode pakaian, gaya potongan rambut, dsb.
·      Perubahan yang membawa pengaruh besar adalah perubahan yang membawa pengaruh langsung terhadap kehidupan masyarakat karena perubahan yang terjadi pada unsure-unsur social budaya masyarakat. contoh: Industrialisasi membawa pengaruh pada hubungan kerja, lembaga kemasyarakatan, system pemilikan tanah, pelapisan social, hubungan kekerabatan, dll.

3.      Perubahan yang dikehendaki atau direncanakan dan perubahan yang tidak dikehendaki atau tidak direncanakan.
·      Perubahan yang dikehendaki/direncanakan, pembangunan adalah perubahan yang sudah diperkirakan sebelumnya oleh pihak-pihak tertentu yang ada dalam masyarakat.
·      Perubahan yang tidak dikehendaki/tidak direncanakan adalah perubahan yang tidak diperkirakan sebelumnya. Biasanya perubahan tidak dihendaki muncul sebagai dampak dari perubahan yang direncanakan.
Secara garis besar perubahan social menyangkut perubahan dalam:
·         Kelompok sosial
·         Stratifikasi sosial
·         Lembaga-lembaga sosial
·         interaksi sosia

E.     Faktor Pendorong dan Penghambat Perubahan Sosial Budaya[6]
1.      Faktor pendorong perubahan sosial budaya.
a.       Kontak dengan budaya lain.
b.      Sistem pendidikan yang maju.
c.       Sikap menghargai hasil karya seseorang dan keinginan untuk maju.
d.      Toleransi terhadap perubahan yang menyimpang.
e.       Sistem terbuka dalam lapisan-lapisan masyarakat,.
f.       Penduduk yang heterogen.
g.      Ketidak puasan masyarakat terhadap bidang-bidnag kehidupan tertentu.
h.      Orientasi ke masa depan.
i.        Nilai bahwa manusia senan tiasa berikhtiar untuk memperbaiki hidupnya.

2.      Faktor penghambat perubahan sosial budaya
a.       Kurangnya hubungan dengan masyarakat luar
b.      Perkembangn ilmu pengetahuan yang terlambat
c.       Sikap masyarakat yang sangat tradisional
d.      Adanya kepentingan yang tertanam kuat (vested interest)
e.       Rasa takut akan terjadinya kegoyahan pada integrasi kebudayaan
f.       Prasangka terhadap hal baru atau asing atau sikap tertutup
g.      Hambatan yang bersifat ideologis
h.      Adat atau kebiasaan
i.        Nilai bahwa hidup ini pada hakikatnya buruk dan tidak mungkin diperbaiki.




















BAB III
PEMBAHASAN


A.    Peran Golongan Masyarakat Pendatang Terhadap Perubahan Sosial Budaya Masyarakat Pribumi
Setelah diadakan analisis atas hasil wawancara dari seorang ketua Rt. 05 Harapan Mulya, Kelurahan Karang Mulya, bapak masdadi didapatkan beberapa informasi bahwa di daerah ini jumlah masyarakat pendatang terbilang banyak, khusunya masyarakat pendatang disini umumnya adalah para mahasiswa yang sedang menuntut ilmu, mengapa demikian karena letak geografis daerah ini terletak pada kawasan pendidikan. Maka dari itu di daerah ini tidak heran begitu banyak bangunan kost-an milik masyarakat pribumi juga masyarakat pendatang yang telah lama menetap di daerah ini. Tidak hanya masyarakat pendatangnya berupa mahasiswa tetapi ada juga dosen atau guru-guru yang mengajar di kawasan pendidikan ini pun tinggal dan menetap di daerah ini.
Sejauh ini adanya masyarakat pendatang belum berperan jauh dan penting dalam perubahan disini. Khususnya para mahasiswa yang kurang begitu membaur dengan masyarakat daerah tersebut. “Karena tugas dan tanggung jawab mahasiswa terhadap tugas-tugas dikampusnya yang begitu banyak juga kegiatannya yang begitu padat sehingga kurang sekali waktu untuk mereka bermasyarakat.tetapi ada saja beberapa mahasiswa yang jika tidak sibuk pasti datang ke mushola dan mengajar ngaji anak-anak”, ucap Linda salah satu Mahasiswi yang tinggal di daerah tersebut. Jadi hal itu membuat pemuda-pemuda yang berada di daerah tersebut tidak tergerak hatinya untuk ikut membangun daerahnya.
Namun bersyukurnya selain mahasiswa, masyarakat pendatang disini diantaranya adalah dosen dan guru yang berdinas di kawasan pendidikan juga ikut turut berpartisipasi memajukan dan menciptakan perubahan pada Rt/Rw 05/06 ini salah satunya adalah bapak Ahmad Yani seorang dosen IAIN Syekh Nur Jati Cirebon yang begitu turut berpartisipasi dalam menciptkan perubahan di daerah ini misalnya dalam hal bidang keagamaan, PHBI (Peringatan Hari Besar Islam) selalu mengajukan usulan-usulan kegiatan untuk memeriahkan peringatan tersebut. Akan tetapi ironisnya, seringnya hal ini selalu kurang mendapat dukungan dari warga. Karena karakter warga daerah tersebut begitu awam, keras, individual, dan apatis. Jadi selama ini dirasa cukup sulit untuk menghidupkan dan meramaikan setiap kegitan peringatan-peringatan haribesar ini baik PHBI ataupun PHBN.
Program yang kini tengah digarap oleh Rt/Rw 05/06 ini yaitu pembangunan Karang Taruna, menghidupkan kembali karang taruna bersama masyarakat pendatang (mahasiswa, dosen , guru, dan para pegawai). Yang konon katanya karang taruna di daerah ini telah lenyap dan tidak aktif, lantaran pemuda-pemudanya yang kurang berpartisipasi menciptakan perubahan menuju kemajuan.

B.     Faktor Yang Mempengaruhi Golongan Masyarakat Pendatang Dalam Menciptakan Perubahan Sosial Budaya
Pada umumnya setelah beberapa narasumber diwawancara hanya adabeberapa faktor pendorong yang mendorong mereka untuk menciptakan perubahan sosial budaya di daerah tersebut, diantaranya yaitu :Faktor pendorongnya diantaranya adalah sebagai berikut :
1.      Adanya rasa ketidakpuasan terhadap keadaan yang ada
Ketidakpuasan yang berlangsung lama di kehidupan masyarakat dapat menimbulkan reaksi berupa perlawanan, pertentangan, dan gerakan revolusi untuk mengubahnya. Adanya rasa ketidak puasan yang timbul karena keadaan yang kurang memuaskan dari layanan kemayarakatanya membuat mereka terdorong dan bangkit untuk merubah keadaan tersebut.
2.      Sikap keinginan untuk maju dan memajukan
Sikap disini lebih ke arah kesadaran kepada individu perindividu untuk memajukan dan menciptakan perubahan ke arah yang lebih baik. Namun sayangnya sikap dan rasa kesadaraan itu terkadang terhimpit oleh waktu dan kesibukan perindividu yang berbeda-beda. Contohnya ketika di wawancarai beberapa mahasiswa, mereka ada keinginan untuk memajukan daerah itu walaupun mereka bukan pribumi asli tetapi mereka selalu terbentrok dengan kegiatan-kegiatan dikampus dan tugas-tugas dikampus yang begitu padat. Akhirnya mereka tidak secara penuh mengabdi dan membuat suatu agen perubahan di daerah tersebut.
3.      Orientasi ke Masa Depan.
Pemikiran yang selalu berorientasi ke masa depan akan membuat masyarakat selalu berpikir maju dan mendorong terciptanya penemuan-penemuan baru yang disesuaikan dengan perkembangan dan tuntutan zaman.
4.      Sistem Pendidikan Formal yang Maju.
Karena daerah ini dekat sekali dengan kawasan pendidikan ditambah dengan telah banyak pendatang-pendatang akademis maka sebagian ada yang memberikan pencerahan mengenai pentingnya pendidikan, memberikan nilai-nilai tertentu bagi manusia, terutama membuka pikiran dan mem-biasakan berpola pikir ilmiah, rasional, dan objektif. Hal ini akan memberikan kemampuan manusia untuk menilai apakah kebudayaan masyarakatnya dapat memenuhi perkembangan zaman atau tidak.

C.    Bentuk Perubahan Yang Terjadi Pada Masyarakat Pribumi Sebelum dan Sesudah Adanya Masyarakat Pendatang
Bentuk perubahan yang terjadi di daerah ni yang telah di rasa adalah sebagi berikut :
1.      Bidang pendidikan
Dahulu sebelum banyak bangunan kost-an rata-rata tingkat pendidikan masyarakat harapan mulya ni adalah SD (sekolah dasar) namun semenjak mulai didirikannya bangunan kost-an kemudian banyak masyarakat pendatang yang tinggal disana sambil menuntut ilmu, maka mulailah timbul dari dalam diri masing-masing masyarakat untuk meningkatkan pendidikannya, ditambah juga dikeluarkannya UUD pendidikan tentang wajib belajar 12 tahun, akhirnya kini pada umumnya  rata-rata tingkat pendidikan masyarakat harapan mulya adalah SLTA (sekolah lanjutan tingkat atas). Dan kini semenjak maraknya mahasiswa yang tinggal di harapan mulya banyak anak-anak yang datng secara pribadi untuk belajar bersama.
2.      Bidang ekonomi
Dengan adanya masyarakat pendatang memberikan keuntungan bagi masyarakat setempat. Ini merupakan suatu simbiosis mutualisme dalam bidang pendapatan. Maka akan terjadi suatu permintaan dan penawaran yangterjadi. Masyarakat pendatang membutuhkan tempat tinggal dan masyarakat setempat yang memiliki uang cukup mereka membangun gedung dan menyediakan berupa kost-an ataupun kontrakan untuk tempat tinggal mereka. Tidak hanya itu seiring didirikannya bangunan banyak pula masyarakat kecil dan menengah pribumi yang menambahkan pendapatannya dari berjualan makanan, ada yang keliling setiap pagi, dan ada pula yang buka warung makan. Akhirnya disana ada suatu tambahan pendapatan keuangan masyarakat yang tadinya pendapatan hanya di peroleh dari buruh dan menggembala hewan ternak.
3.      Bidang sosial budaya
Bentuk perubahan yang nampak pada bidang sosial ini adalah pada budaya intelektual yang lekat dari pendatang baru. Dalam bidang birokrasinya semenjak banyaknya mahasiswa yang tinggal disana maka linmas di daerah harapan mulya Rt.05/Rw.06 ini harus ekstra ketat dalam menjaga keamanan apalagi ketika malam tiba. Yang sangat jelas sekali terlihat yaitu dengan adanya masayarakat pendatang yang didominasi oleh mahasiswa membuat daerah harapan mulya ini semakin ramai, yang dulunya setelah isya sudah sepi, sekarang setelah isya masih ramai dengan aktivitas mahasiswa yang mencari makanan dan mengerjakan tugas kelompok di kost-an temannya atau pun di kampus.



BAB IV
PENUTUP

A.    Simpulan
Adanya masyarakat pendatang memberikan suatu perubahan, walaupun itu sedikit. Pada dasarnya perubahan itu semua kembali kepada diri kita kembali, dan masyarkat itu sendiri apakah masyarakat itu mau berubah menjadi masyarakat yang lebih maju dan baik atau kah sebaliknya. Adanya masyarakat pendatang hanya faktor pendorong mereka saja untuk maju.
Namun harus kita yakini tidak ada masyarakat di bumi ini yang tidak mengalami perubahan, sebagaimana yang dinyatakan oleh filosof yunani Heraclitus bahwa segala seuatu di alam semesta ini dalam keadaan yang terus berubah. Begitu melekatnya gejala perubahan sosial di dalam kehidupan masyarakat sampai muncul anggapan yang mengatakan bahwa semua yang ada di masyarakat mengalami perubahan, kecuali satu hal saja, yaitu perubahan itu sendiri. Artinya perubahan itu sendirilah yang tak pernah mengalami perubahan, tidak pernah surut atau berhenti. 















DAFTAR PUSTAKA

Abdullah Mulat Wigati, 2007, IPS SOSIOLOGI,  Jakarta : Grasindo
Saleh Heru, 2010, Sosiologi, Solo : Putra Kertonatan
Sukanti Dwi, Sri Yamti, Umasih, 2007, Geografi dan Sosiologi, Jakarta : Ganeca Exact
Soeroso andreas, 2008, Sosiologi 1, Jakarta : Yudhistira
http://dynamicasryan.blogspot.com/2013/10/perubahan-sosial-budaya.html (08 desember 2014, 05.57)
http://maribelajargeografi.blogspot.com/2010/03/bentuk-bentuk-perubahan-sosial-budaya.html(08 des 2014, 06.10)
                                               































Lampiran 1

QUESIONER PENELITIAN
ANALISIS PERAN GOLONGAN MASYARAKAT PENDATANG TERHADAP PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT PRIBUMI.

Quesioner untuk pak RT
1.      Apakah bapak asli pribumi daerah sini ataukah pendatang ?
2.      Sejauhmana kah yang bapak ketahui peran para masyarakat pendatang di lingkungan Rt.05 Rw. 06 ini ?
3.      Kontribusi seperti apa yang biasa diberikan oleh masyarakat pendatang untuk menciptakan perubahan disini ?
4.      Apakah ada perubahan dengan adanya masyarakat pendatang, jika ada perubahan seperti apa ?

Quesioner untuk masyarakat pendatang
1.      Sudah berapa tahun tinggal disini ?
2.      Kontribusi seperti apa yang biasa diberikan oleh bapak / ibu untuk menciptakan perubahan disini ?
3.      Apakah ada faktor – faktor menghambat atau mendorong dalam minat berkontribusi ?

Quesioner untuk masyarakat pribumi
1.      Bagaimana tanggapan ibu akan adanya masyarakat pendatang ?
2.      Apakah ibu merasakan perubahan dengan adanya masyarakat pendatang ? jika ada seperti apa ?
3.      Kontribusi apa yang paling dirasakan ?





[1] Soeroso Andreas. 2008, Sosiologi 1, Jakarta : Yudhistira, hlm.22
[2] Sukanti Dwi, Sri Yamti, Umasih. 2007, Geografi dan Sosiologi, Jakarta : Ganeca Exact. Hlm. 19
[3]Abdullah Mulat Wigati, 2007, IPS SOSIOLOGI. Jakarta : Grasindo. Hlm. 4
[4] http://dynamicasryan.blogspot.com/2013/10/perubahan-sosial-budaya.html (08 desember 2014, 05.57 )
[5] http://maribelajargeografi.blogspot.com/2010/03/bentuk-bentuk-perubahan-sosial-budaya.html(08 des 2014, 06.10)
[6] Saleh Heru. 2010. Sosiologi. Solo : Putra Kertonatan. Hlm. 10

0 komentar:

Posting Komentar