This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Wikipedia

Hasil penelusuran

Rabu, 25 Februari 2015

INFO WIRAUSAHAWAN BARU JAWA BARAT

Rencana kelanjutan dari hasil seleksi peserta yang telah lulus seleksi bulan Desember 2014 adalah : 1. Pengumuman Pengelompokan peserta pelatihan via website www.disperindag.jabarprov.go.id pada akhir bulan Februari 2015. 2. Pengumuman Pelatihan per-angkatan pada bulan April 2015 via website www.disperindag.jabarprov.go.id.

GORESAN KENANGANNYA.....

*___KESENDIRIAN___*

Terpuruk aq d'sudut kamar...
Trhimpit beban yg tk kunjung hlang..
Menanti sebuah keindahan datang..
Yg dapat menghibur hati kecil ini...
Dgn sdkit sentuhan cinta..
Aq dapat bangkit kembali...

Sabtu, 21 Februari 2015

RPP IPS



RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan  : Sekolah Menengah Atas (SMA)
Kelas/ Semester      : X/ 1
Mata Pelajaran        : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Tema/ Topik            : Nilai dan Norma dalam Kehidupan Masyarakat
Alokasi Waktu        : 1x20 Menit
A.    KOMPETENSI INTI
1.      Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2.       Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaan.
3.      Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)berdasarkan rasa ingin tahunya  tentang  ilmu  pengetahuan,  teknologi, seni, budaya  terkait  fenomena  dan kejadian tampak mata.
4.       Mencoba,  mengolah, dan  menyaji dalam  ranah  konkret  (menggunakan,  mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

Jumat, 20 Februari 2015

Keuangan Dan Perbankan



BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang Masalah
Uang merupakan instrmen terpenting dalam suatu perekonomian negara, agar pembangunan sebuah negara berjalan maka uang harus di rotasikan terus menerus dan di gulirakan dalam pemanfaatanya, namun  pembangunan sebuah negara akan cepat jika perputaran uang dalam negara tersebut pula cepat, agar uang dapat di putar dan tidak semua beredar dilapangan, untuk mengatur hal tersebut pemerintah mempunya 2 kebijakan yakni kebijakan fiskal dan kebijakan moneter, kebijakan moneter yang dilakukan pemerinah tidak lai untuk mengatur jumlah uangnya yang beredar di masyarakat yang biasanya melaului lembaga keuangan. Perbangkan merupakan salah satu alat dalam penentuan kebijakan moneter oleh negara, pemerintah melalui indonesia bank  melakukan pengaturan pembatasan jumlah kas yang ada di setiap perbangkan ataupun masyarakat  melalui penerapan BI Rate.

PENDEKATAN DALAM SOSIOLOGI PENDIDIKAN



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Sosiologi merupakan bidang kajian yang memiliki implikasi penting terhadap tumbuh kembangnya manusia dalam masyarakat, termasuk tumbuh berkembangnya mereka dalam dunia pendidikan. Sosiologi memberi sumbangan yang berarti bagi mereka yang tertarik dalam upaya melakukan kajian kritis terhadap apa yang terjadi di masyarakat. Sosiologi juga membantu upaya melakukan perubahan dan reformasi sosial melalui berbagai cara. Sosiologi pendidikan dalam hal ini, bisa membantu memberi bahan berharga dalam rangka melihat proses pendidikan dengan berbagai masalah dan implikasi yang di timbulkan.
Sosiologi Pendidikan adalah adalah ilmu yang mempelajari seluruh aspek pendidikan, baik itu struktur, dinamika, masalah-masalah pendidikan, ataupun aspek-aspek lainnya secara mendalam melalui analisis atau pendekatan sosiologis.
Sosiologi pendidikan adalah cabang dari ilmu pengetahuan yang membahas prosess interaksi sosial anak mulai dari keluarga, masa sekolah sampai dewasa serta dengan kondisi-kondisi sosiol cultural yang teradapat dalam lingkungannya atau masyarakat dimana ia tinggal atau dibesarkan.

MENINJAU KEBIJAKAN PEMERINTAH INDONESIA MELALUI BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) TERHADAP MASYARAKAT MISKIN DALAM MENGENTASKAN KEMISKINAN



BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang Masalah
Dalam suatu negara pasti ada saja masyarakat miskin karena hal itu merupakan stratifikasi sosial. Salah satu bentuk kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan ialah dengan memberikan Bantuan Langsung Tunai (BLT) kepada rakyat miskin di Indonesia. Dalam fenomena ini, pemerintah mengucurkan dana tunai atau dana langsung yang diterima oleh masyarakat melalui aparatur pemerintahan yang sebelumnya telah melakukan survey terkait penduduk mana saja yang berhak menerima dana tersebut. Kebijakan ini dilakukan untuk merangsang pertumbuhan ekonomi bagi masyarakat kecil dan menengah untuk meningkatkan taraf hidup mereka, mengingat masih banyaknya penduduk yang dikategorikan miskin di Indonesia.
Penyebab kemiskinan di Indonesia sangat beragam, dimulai dari pendidikan yang rendah, etos kerja yang kurang, hingga budaya konsumerisme yang tinggi serta korupsi yang tumbuh subur. Itulah mengapa pemerintah memberikan dana BLT sebagai “perangsang” perekonomian masyarakat.

GAGASAN REVOLUSI, DAN KONSEP REVOLUSI MODERN SEBAGAI BENTUK PERUBAHAN SOSIAL



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Masyarakat adalah makhluk sosial yang selalu mengalami dinamika perubahan sosial. Dan Revolusi merupakan sebuah proses pembentukan ulang masyarakat sehingga menyerupai proses kelahiran kembali. Perubahan yang terjadi melalui revolusi mempunyai cakupan yang luas dan menyentuh semua tingkat dan dimensi masyarakat. Perubahan sosial yang terjadi di kalangan masyarakat tersebut adalah suatu keharusan, karena tidak mungkin bertahan dalam satu kondisi yang bersifat statis dan cenderung tetap. Karena sudah menjadi sunatullah bahwa kehidupan ini bersifat dinamis seperti putaran roda yang suatu saat berada di bawah dan suatu saat berada di atas.Sehingga manusia yang menyandang sebagai khalifatullah mempunyai kewajiban untuk merubah kondisi dirinya sendiri, baik secara individual maupun dalam perspektif sosial

MEMBANDINGKAN HAKIKAT TEORI GLOBALISASI DAN LINGKAR SEJARAH



BAB I
PENDAHULUAN
A.         Latar Belakang Masalah
        Globalisasi adalah suatu fenomena khusus dalam peradaban manusia yang bergerak terus dalam masyarakat global dan merupakan bagian dari proses manusia global itu. Kehadiran teknologi informasi komunikasi mempercepat akselerasi proses globalisasi ini. Globalisasi menyentuh seluruh aspek penting kehidupan. Globalisasi menciptakan berbagai tantangan berbangai permasalahan baru yang harus dijawab, dipecahkan dalam suatu manfaat globalisasi untuk kehidupan.
        Globalisasi itu sendiri merupakan sebah istilah yang muncul sekitar dua puluh tahun yang lalu, dan mulai begitu populer sebagai ideologi baru dalam masyarakat sekitar lima atau sepuluh tahun terakhir. Sebagai sebuah istilah, globalisasi begitu mudah diterima atau dikenal masyarakat seluruh dunia.

ANALISIS PERAN GOLONGAN MASYARAKAT PENDATANG TERHADAP PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT PRIBUMI



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Jika ditinjau dari aspek sosiologi, perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi dalam masyarakat baik dalam segi norma maupun kebudayaan. Perubahan bisa terjadi karena keinginan untuk hidup yang lebih baik dan bisa juga secara terpaksa karena keadaan. Perubahan pasti akan selalu terjadi, baik secara disadari maupun tidak.
Faktor yang menyebabkan perubahan sosial. Pada umumnya dapat dikatakan bahwa sebab-sebab tersebut sumbernya mungkin ada yang terletak di dalam masyarakat itu sendiri dan ada yang letaknya di luar masyarakat itu yaitu datangnya sebagai pengaruh dari masyarakat lain atau dari alam sekitarnya.

Memahami Kegiatan Ekonomi Masyarakat



BAB I
PEDAHULUAN


A.    Latar Belakang Masalah
Setiap wilayah memiliki kondisi fisik dan sumber daya alamyang berbeda-beda. Wilayah tertentu memiliki sumber daya alam tertentu yang berlimpah tetapi rendah dalam sumber daya alam lainnya. Untuk memenuhi kebutuhan akan sumber daya alam yang tidak ada di wilayahnya, maka suatu wilayah harus membeli dari wilayah lainnya yang surplus akan sumber daya alam tersebut. Kondisi ini menimbulkan pertukaran atau jual beli komoditas antarwilayah. Pada tingkat individu juga terjadi hal serupa karena tidak ada satu individu yang dapat memenuhi semua kebutuhannya sendiri.
Keadaan saling membutuhkan tersebut menimbukan aktivitas atau kegiatan ekonomi yang semakin lama semakin beragam dan rumit. Untuk memudahkan aktivitas tersebut, aktivitas ekonomi dipusatkan pada suatu lokasi yang strategis atau mudah dijangkau oleh semua penduduk, baik oleh produsen maupun konsumen.

KONSEP DASAR BELAJAR DAN PEMBELAJARAN



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Pada hakikatnya kegiatan belajar mengajar adalah suatu proses komunikasi. Proses komunikasi harus diciptakan atau diwujudkan melalui kegiatan penyampaian dan tukar menukar pesan atau informasi antara pendidik dengan peserta didik. Satu kesatuan dari proses komunikasi belajar mengajar yang bertumpu pada tujuan pendidikan di sekolah adalah media pembelajaran. Peranan media pembelajaran pun menjadi penting karena memiliki nilai praktis dan fungsi yang besar dalam pelaksanaan pembelajaran.
Proses pembelajaran merupakan tahapan-tahapan yang dilalui dalam mengembangkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik seseorang, dalam hal ini adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa atau peserta didik. Salah satu peran yang dimiliki oleh seorang guru untuk melalui tahap-tahap ini adalah sebagai fasilitator. Untuk menjadi fasilitator yang baik guru harus berupaya dengan optimal mempersiapkan rancangan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik anak didik, demi mencapai tujuan pembelajaran.
Maka dari itu dalam makalah ini, akan di bahas tentang pengertian, klasifikasi dan kriteria pemilihan media pembelajaran yang bertujuan memberikan gambaran secara lebih detail tentang media pembelajaran.



 
B.     Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
  1. Apa itu Konsep Belajar?
  2. dan apa itu Konsep Pembelajaran?

C.    Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
  1. Memahami Arti konsep Belajar.
  2. Memahai arti konsep pembelajaran 
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Konsep Dasar Belajar
Untuk pertama yang akan dibahas adalah pengertian konsep terlebih dahulu. Setelah beberapa kali mencari bahan untuk mengartikan tentang pengertian konsep, akhirnya dapat disimpulkan bahwa konsep itu:
1.    Konsep dapat didefinisikan sebagai suatu gagasan/ide yang relatif sempurna dan bermakna.
2.    Konsep merupakan suatu pengertian tentang suatu objek
Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Santrock dan Yussen mendefinisikan belajar sebagai perubahan yang relative permanen karena adanya pengalaman. Sedangkan Reber mendefinisikan belajar dalam dua pengertian, yaitu :
1.      Belajar merupakan proses memperoleh pengetahuan
2.      Belajar sebagai perubahan kemampuan bereaksi yang relative langgeng sebagai hasil latihan yang diperkuat.
Dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam wujud perubahan tingkah laku dan kemampuan bereaksi yang relative permanen atau menetap karena adanya interaksi individu dengan lingkungannya.
Untuk yang selanjutnya akan dibahas mengenai pengertian belajar :
1.      Behaviorisme, belajar adalah sebuah perubahan perilaku yang dapat diamati (observable) dan dapat diukur
2.      Kognitivisme, dalam belajar proses berfikir bergantung pada suatu kemampuan untuk mencipta, memperoleh dan mengubah gambaran internal tentang segala sesuatu yang dialami di lingkungan. Dalam hal ini anak menjadi problem solver dan pemroses informasi.
3.      Konstruktivisme, anak adalah pembangun aktif pengetahuannya sendiri. Pendekatan ini menekankan keterlibatan anak dalam proses belajar. Proses belajar harus menyenangkan dan mendukung anak untuk belajar.
4.      Progresivisme, belajar adalah perubahan dalam pola berpikir melalui pengalaman memecahkan masalah. Ketika anak memecahkan masalah yang dihadapinya, ketika itu pula terjadi perubahan pola berpikir mereka.

B.     Konsep Pembelajaran

1.    Konsep Belajar.
Konsep belajar menurut guru sangat menentukan keberhasilan proses pembelajaran. Belajar siswa yang ditafsirkan guru hanya sebagai menghafal atau mendengarkan keterangan guru saja merupakan problem yang harus diatasi. Hal ini karena jika guru menganggap bahwa belajar hanyalah menghafal atau hanya untuk mendengarkan keterangan guru maka selama itu pula pembelajaran masih terpusat pada guru dan tidak pada siswa yang seharusnya mengalami belajar. Untuk itulah guru harus mengubah pandangan tentang belajar dan mengetahui bagaimana sebenarnya belajar itu.
Belajar pada dasarnya adalah sebuah proses yang dilakukan seseorang yang menghasilkan perubahan pada dirinya akibat dari interaksi dengan lingkungannya. Belajar adalah suatu perbuatan yang kompleks yang mencakup beberapa segi. Dengan demikian dalam praktik pengajaran diperlukan keputusan yang bijaksana dalam menerapkan teori belajar karena tidak ada suatu teori yang sesuai untuk segala situasi. 
2.    Konsep Mengajar
Seperti halnya belajar, mengajar merupakan proses yang kompleks karena banyak kegiatan yang harus dilakukan agar hasil belajar siswa lebih baik. Oleh sebab itu rumusan pengertian mengajar tidak dapat dirumuskan begitu saja secara sederhana yang tidak meliputi seluruh kegiatan dan tindakan dalam perbuatan mengajar itu sendiri. Setiap rumusan akan berimplikasi pada aktivitas yang terjadi dalam pembelajaran. Misalnya, seorang guru/dosen yang berpandangan bahwa mengajar sekedar menyampaikan pelajaran/materi, tentu pembelajaran yang dilakukan hanya upaya menyampaikan bahan pengajaran kepada siswa secara sederhana. Guru menyampaikan materi dan siswa menerima materi. Guru berlaku aktif mendominasi aktivitas kelas, sebaliknya siswa banyak mendengar secara pasif. Padahal, Pembelajaran adalah segala upaya untuk menciptakan kondisi dengan sengaja agar tujuan pembelajaran dapat dipermudah (facilitated) yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses belajar pada diri peserta didik.
Berdasarkan ilustrasi di atas, konsep mengajar yang relatif komprehensif harus dipahami oleh guru. Berikut beberapa pengertian yang representatif menggambarkan apa sebenarnya mengajar itu :
a.    William H Burton memberi pengertian, mengajar adalah upaya dalam memberi perangsang, bimbingan, pengarahan dan dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar.
b.    Mohamad Ali mendefinisikan, mengajar adalah segala upaya yang disengaja dalam rangka memberi kemungkinan bagi siswa untuk terjadinya proses belajar sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan.
c.    Nana Sudjana menyatakan, mengajar pada hakikatnya suatu proses, proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar siswa sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong siswa melakukan proses belajar. Pada tahap berikutnya mengajar adalah proses memberikan bimbingan/ bantuan kepada siswa dalam melakukan proses belajar.
Jika dicermati, pendapat yang dikemukakan para pakar tersebut menunjukkan bahwa mengajar bukan hanya kegiatan guru menuangkan materi kepada siswa dengan pola datang, duduk, diam, dan catat. Lebih dari itu, mengajar merupakan suatu proses yang melibatkan sejumlah kegiatan yang direncanakan dalam upaya menciptakan kondisi agar siswa mengalami perbuatan belajar secara aktif sehingga terjadi perubahan tingkah laku.
3.    Prinsip Mengajar
Mengajar bukanlah pekerjaan atau tugas yang ringan bagi seorang guru. Agar hasil atau tujuan pembelajaran tercapai dengan baik, banyak hal yang harus dipertimbangkan dan dilakukan guru baik sebelusm, sedang, dan selesai melakukan kegiatan mengajar. Agar tidak sekedar mengajar di depan kelas, guru perlu menerapkan prinsip-prinsip mengajar. Ada beberapa pendapat tentang prinsip mengajar secara efektif. Tanpa mengurangi makna secara komprehensif, berikut adalah prinsip mengajar yang dapat dipedomani pengajar agar dapat mengajar dengan efektif.
a.    Perhatian. Pengajar harus dapat membangkitkan perhatian peserta belajar kepada topik dan pengalaman belajar yang sedang dipelajari.
b.    Aktivitas. Pengajar harus melibatkan peserta belajar berpartisipasi aktif dalam proses belajar mengajar.
c.    Appersepsi. Pengajar perlu menghubungkan pelajaran yang akan diberikan dengan pengetahuan yang telah dimiliki peserta belajar.
d.   Peragaan. Pengajar hendaknya berusaha menggunakan media untuk menunjukkan benda atau hal-hal yang sesuai dengan materi yang sedang diajarkan dalam kelas.
e.    Repetisi. Mengingat ingatan itu tidak setia (terbatas), guru perlu mengulang penjelasannya jika diperlukan.
f.     Korelasi. Pengajar hendaknya selalu menghubungkan materi yang diajarkan dengan pelajaran lain sehingga cakrawala peserta belajar bertambah luas.
g.    Sosialisasi. Pengajar hendaknya dapat menciptakan kondisi kelas yang kondusif yang mengakibatkan terjadinya proses sosial.
h.    Individualisasi. Manusia adalah makhluk yang unik, masing-masing memiliki perbedaan kemampuan belajar. Oleh sebab itu pengajar harus bisa menghargai setiap perbedaan dan melayani secara optimal.
i.      Sequence. Pengajar harus memikirkan efektivitas dari serangkaian pelajaran yang disusun secara tepat menurut waktunya (sesuai dengan urutan atau tahapan).
j.      Evaluasi. Pengajar harus mengadakan evaluasi untuk mengetahui hasil belajar peserta belajar dan efektifitas mengajarnya.

4.    Syarat Mengajar Efektif
Jika disepakati bahwa mengajar adalah proses menciptakan kondisi agar siswa/mahasiswa mengalami proses belajar, maka guru/dosen harus mampu mengajar secara efektif. Hal itu berarti mengajar secara efektif adalah mengajar yang dapat membawa belajar siswa/mahasiswa yang efektif.
Untuk melaksanakan mengajar yang efektif diperlukan syarat-syarat sebagai berikut:
a.       Guru harus menguasai materi/bahan pengajaran
b.      Guru harus cinta kepada apa yang diajarkan
c.       Guru harus mampu menciptakan kondisi agar siswa bisa belajar dan mengalami aktivitas mental dan fisik
d.      Guru harus mampu menggunakan metode yang bervariasi saat mengajar.
e.       Guru harus mampu merencanakan, membuat, dan menggunakan media pengajaran secara tepat.
f.       Guru hendaknya memotivasi siswa sesuai sasaran dalam belajar.
g.      Guru harus mampu dan mau membuat perencanaan sebelum mengajar dan mengimplementasikan dalam kelas
h.      Guru harus mampu memberikan masalah yang merangsang berpikir siswa.
i.        Guru harus menyadari bahwa dirinya tidak mungkin menguasai dan mendalami semua bahan pengajaran
j.        Guru harus mampu mengadakan evaluasi secara tepat sesuai dengan tujuan.

5.    Proses Belajar Mengajar
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (UU No. 20 tahun 2003 tentang sisdiknas). Proses belajar mengajar merupakan implementasi dari serangkaian perencanaan yang telah dilakukan oleh guru dalam bentuk proses interaksi dengan siswa di dalam maupun di luar kelas untuk mencapai tujuan. Dalam kondisi ini terdapat serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik dan terpadu yang berlangsung dalam situasi edukatif. Artinya, dalam proses belajar mengajar ini tidak sekedar guru menyampaikan pesan berupa materi pelajaran, melainkan penanaman sikap dan nilai serta keterampilan pada diri siswa yang sedang belajar.
Proses belajar mengajar dapat dikatakan sebagai proses “pengaturan” lingkungan dan sumber daya yang ada agar terjadi kegiatan belajar (perubahan tingkah laku) pada siswa. Proses belajar mengajar merupakan suatu sistem, dibangun oleh komponen-komponen yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan. Ini berarti, proses belajar mengajar bisa berlangsung secara optimal jika seluruh komponennya melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya. Komponen proses belajar mengajar tersebut adalah tujuan, manusia, bahan, kegiatan belajar mengajar, metode, alat, sumber pelajaran, evaluasi. Menurut T. Raka Joni, komponen-komponen tersebut adalah tujuan, siswa, isi dan struktur bahan pengajaran, pengajar, ekonomi dan administrasi.
6.      Peran Guru
Proses pendidikan tampak pada pelaksanaan proses belajar mengajar. Dalam pelaksanaan tersebut guru merupakan ujung tombak pelaksana di lapangan. Hal ini berarti guru memiliki peranan yang penting dalam upaya pencapaian tujuan pendidikan. Peran guru dalam proses belajar mengajar adalah:
a.    Guru sebagai pendidik. Guru harus menanamkan norma-norma dan nilai kepada anak didiknya.
b.    Guru sebagai pengajar. Guru harus mengorganisasikan dan mengelola semua komponen dan kompetensi belajar mengajar.
c.    Guru sebagai pembimbing. Guru harus memberikan bimbingan (akademik, sosial, individu, pekerjaan, waktu senggang) kepada siswa.
d.   Guru sebagai demonstrator. Guru hendaknya senantiasa menguasai bahan yang diajarkan dan mampu memperagakan apa yang diajarkan secara didaktis.
e.    Guru sebagai pelatih. Guru harus mampu mengembangkan keterampilan-keterampilan pada diri siswa.
f.     Guru sebagai administrator. Guru hendaknya “mengadministrasikan” secara baik komponen yang ada di kelas (mengetahui dan membuat program pengajaran, mengelola kelas, dan sebagainya)
g.    Guru sebagai mediator. Sebagai mediator guru hendaknya memiliki pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan yang cukup tentang media pendidikan serta menjadi perantara dalam hubungan antar manusia
h.    Guru sebagai fasilitator. Guru hendaknya memberikan fasilitas yang maksimal agar tujuan pengajaran tercapai.
i.      Guru sebagai evaluator. Guru harus mampu menguasai dan terampil melaksanakan kegiatan evaluasi pendidikan.

7.    Proses Belajar Mengajar Sebagai Proses Komunikasi
Proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah sebuah komunikasi yang dibangun dan dilakukan oleh guru sebagai komunikator dengan siswa sebagai komunikan. Komunikasi ini merupakan kegiatan manusia, sesuai dengan nalurinya yang selalu ingin berhubungan satu sama lain, saling interaksi dan saling membutuhkan. Keinginan untuk berhubungan di antara sesamanya sesungguhnya merupakan naluri manusia yang ingin hidup berkelompok atau bermasyarakat. Dengan adanya naluri tersebut komunikasi dapat dikatakan merupakan bagian hakikat dari kehidupannya yang senantiasa hidup bermasyarakat. Dengan kata lain, manusia akan kehilangan hakikatnya sebagai manusia bila ia tidak melakukan kegiatan komunikasi dengan sesamanya.
Komunikasi juga dipandang sebagai suatu proses pengoperan dan penerimaan lambang-lambang yang mengandung makna. Wilbur Schramm menjabarkan pengertian komunikasi dalam tiga komponen utama, yaitu encoder, sign/signal, dan decoder. Encoder (pembuat sandi) adalah komunikator yang mempunyai informasi tertentu dan benar serta mampu mengirimkan informasi tersebut secara tepat pada kecepatan yang optimal. Sign/signal adalah pesan, berita, atau pernyataan tertentu yang ditujukan kepada dan diterima oleh seseorang atau kelompok. Decoder (pemecah sandi) adalah komunikan yang menerima pesan dan mampu memahami pesan yang diterimanya
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhaQcipg5gqRnQ4b3p1zUzR3k9H8crva7jmgzOYE0etFdpiQxx-qHO-FgqMfXraXoPZR-1ODiRhBnxU2OJPzWNziZYjBD1Ngsf_okC_0-zl2FE2OB7Om4DoXBt0qog3k1JOlWgeCcKwZHQM/s1600/media1_thumb%5B6%5D.jpg




Lebih lanjut, Claude Shannon membuat model komunikasi yang menunjukkan peristiwa komunikasi secara lebih rinci. Shannon melengkapai proses komunikasi dengan adanya gangguan yang terjadi saat berkomunikasi. Gangguan ini juga akan berimplikasi pada hasil sebuah komunikasi.
Berdasarkan pemahaman komponen utama komunikasi tersebut, komunikasi adalah proses penyampaian pesan, gagasan, fakta, konsep, dan data dari sumber pesan melalui media/saluran yang sengaja dirancang sehingga dapat diterima oleh penerima pesan atau komunikan. Dalam konteks proses belajar mengajar, pesan yang disampaikan adalah isi pelajaran atau didikan yang ada dalam kurikulum. Sumber pesan bisa berupa guru, siswa, orang lain atau penulis buku dan produser media. Salurannya adalah media pembelajaran dan penerima pesannya adalah siswa atau guru.
Keberhasilan komunikasi dalam proses belajar mengajar akan mempengaruhi pencapaian tujuan pembelajaran. Semakin lancar (berhasil) komunikasi dalam proses belajar mengajar semakin mudah pencapaian tujuan. Sebaliknya, semakin tidak lancar (gagal) komunikasi dalam proses belajar mengajar semakin sulit pencapaian tujuan. Ini berarti guru/dosen harus dapat meminimalkan gangguan komunikasi yang selalu terjadi dalam setiap kesempatan berkomunikasi dengan taraf yang tidak sama. Gangguan tersebut dapat dirinci menjadi hambatan psikologis, fisik, kultural, geografis, dan lingkungan.















BAB III
PENUTUP


A.    Simpulan
Dari makalah yang telah kami sampaikan di atas, dapat di tarik kesimpulan bahwa mengajar adalah proses menciptakan kondisi agar siswa/mahasiswa mengalami proses belajar, maka guru/dosen harus mampu mengajar secara efektif. Hal itu berarti mengajar secara efektif adalah mengajar yang dapat membawa belajar siswa/mahasiswa yang efektif, dan dapat menghasilkan perubahan tingkah laku setelah proses pembelajaran tersebut. Dan proses pembelajaran merupakan tahapan-tahapan yang dilalui dalam mengembangkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik seseorang, dalam hal ini adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa atau peserta didik. Salah satu peran yang dimiliki oleh seorang guru untuk melalui tahap-tahap ini adalah sebagai fasilitator. Untuk menjadi fasilitator yang baik guru harus berupaya dengan optimal mempersiapkan rancangan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik anak didik, demi mencapai tujuan pembelajaran. Untuk mampu melakukan proses pembelajaran ini  guru harus mampu menyiapkan proses pembelajarannya. Proses pembelajaran yang akan disiapkan oleh seorang guru hendaknya terlebih dahulu harus memperhatikan teori-teori yang melandasinya, dan bagaimana implikasinya dalam proses pembelajaran.










DAFTAR PUSTAKA


Alma, Buchari. Guru Profesional. Bandung: Alfabeta. 2009
Djamarah, Syaiful Bahri , Psikologi Belajar; Rineka Cipta; 1999
Mulyati, Andi Psikologi Belajar, : Jakarta.. 2008
Sadiman. Arief S., M.Sc ,Seri Pustaka Teknologi Pendidikan Nomor. 6 Media Pendidikan “Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya”, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta,2007.
Sudarwanto. profesionalisme Guru. Artikel: Yogyakarta. 2005.
http://www.Muhamdden1.blogspot.com / online  (11 Februari 2015)