A. Pengertian Isu.
Secara
sederhana isu atau issue diartikan sebagai sebuah pokok persoalan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia tahun 1996 bahwa isu adalah (a) masalah
yang dikedepankan untuk ditanggapi; (b) kabar yang tidak jelas asal usulnya dan
tidak terjamin kebenarannya atau desa-desus. Terhadap sebuah isu, kita dapat
membicarakannya, menghidarinya, menghadapinya, memecahkan persoalannya dan
kemudian mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang relevan dengan isu
tersebut dalam rangka pencapaian tujuan organisasi atau unit kerja secara lebih
baik
B.
Macam
– macam Isu yang Memiliki Keterkaitan antara Isu Ekonomi dan Isu Sosial
Macam
– macam isu yang memiliki keterkaitan antara isu ekonomi dan isu sosial ialah
1.
Kemiskinan
Masalah kemiskinan tidak akan pernah
tuntas dibahas karena akan terus-menerus muncul. Yang dimaksud miskin tersebut
adalah ketidak mampuan dari pekerjaan yang telah dimiliki untuk menghasilkan
uang yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup seseorang.
Dalam hal ini, indonesia tergolong
sebagai salah satu negara yang berada dibawah garis kemiskinan. Masalah
kemiskinan, selain merupakan tema “peka” untuk dibicarakan juga dianggap
masalah sementara yang akan terpecahkan dengan adanya pembangunan ekonomi.
2.
Kelangkaan Sumber Daya Alam
Kebutuhan manusia sifatnya tidak terbatas, sedangkan
benda pemuas kebutuhan manusia terbatas atau bersifat langka. Oleh karena itu,
sepanjang hidupnya, manusia senantiasa harus berpikir, berusaha, memilih, dan
melakukan berbagai pengorbanan untuk memenuhi kebutuhannya. Hal itulah yang menjadi
inti permasalahan ekonomi yang harus dipecahkan. Salah satu contohnya adalah
naiknya harga BBM. Hampir seluruh lapisan masyarakat menggunakan BBM. Banyaknya
masyarakat yang menggunakan BBM sehingga menyebabkan kelangkaan pada BBM
tersebut. Permasalahan kelangkaan ini pasti akan berujung pada permasalahan
sosial. Dimana para masyarakat kalangan menengah dan kalangan bawah akan merasa
terbebankan dengan naiknya harga BBM tersebut. Yang pada ujungnya mengadakan
demonstrasi kepada pemerintah untuk menurunkan harga BBM dengan berbagai macam
alasan.
3.
Alur Pemasaran yang Merugikan Produsen
Alur pemasaran yang merugikan produsen banyak terjadi
(>75%) para petani membiayai sendiri usaha taninya, tanpa ikatan & tanpa
jaminan pasar dengan pengumpul atau pedagang perantara. Tidak hanya itu
hubungan antara petani dengan pengumpul & perantara seperti saling
mensiasati. Hal ini dilakukan oleh perantara, karena pedagang perantara sangat
tergantung oleh pedagang pasar induk.
Beberapa petani (25 %) yang bekerjasama atau dipinjamkan
modal, menyerahkan hasil produksinya ke pedagang
perantara, dan harga lebih ditentukan oleh pedagang perantara. Pedagang
perantara memberi pinjaman ke petani untuk mendapatkan kepastian lebih dalam
pasokan barang dan umumnya pedagang perantara mempunyai akses pasar lebih baik
ke pedagang pasar induk. Petani yang menanam sendiri juga bergantung pada pedagang
perantara untuk memasarkan hasil produknya.
Hal yang paling
buruk pada kondisi distribusi sekarang adalah peran pedagang grosir di pasar – pasar
yang terlalu besar terutama dalam pembayaran tunda kepada perantara bahkan
“ngemplang”. Korban di daerah sudah sangat banyak. Dalam kondisi “bebas”
seperti ini, sulit membangun pengendalian produksi yang disesuaikan dengan
besarnya permintaan pasar. Terutama karena kebanyakan Pasar grosir yang
berfungsi sebagai pasar induk, tidak mampu memberikan data dan tidak memiliki
mekanisme alur pemasaran yang baik.
4.
Isu Bidang
Produksi.
Dewasa ini kita akan
sering mengalami kesulitan dalam menentukan dimana produk tersebut dibuat.
Misalnya untuk produk pakaian yang dibuat di Perancis, kapasnya dari Cina,
kainnya dibuat di Indonesia, kancingnya dari Itali, benangnya dari Amerika,
dirancang dan dibuat di Perancis. Dengan keadaan seperti itu, dapatkah produk
tersebut buatan Perancis?
Masalah serupa
dapat kita temukan pada industri- industri mobil, elektronik, computer, pesawat
terbang, dan sebagainya. Hal itu terjadi karena sangat jarang suatu negara yang
dapat memproduksi suatu barang dari hulu sampai hilir. Di samping itu,
penggunaan bahan dari negara lain juga dilakukan dengan alasan efisiensi,
apabila salah satu bahan diproduksi sendiri biayanya terlalu mahal.
C.
Upaya
Penanggulangan Isu – Isu yang Berkaitan antara Isu Ekonomi dan Isu Sosial.
1. Kemiskinan
Upaya penanggulangan
kemiskinan dapat dilakukan melalui berbagai cara, misalnya program IDT (Inpres
Desa Tertinggal), KUK (Kredit Usaha Kecil), KMKP (Kredit Modal Kerja Permanen)
PKT (Program Kawasan Terpadu), GN-OTA dan program wajib belajar.
2. Kelangkaan
Sumber Daya Alam
Upaya penanggulangan kelangkaan SDA
dapat dilakukan melalui berbagai cara, misalnya dengan Meningkatkan
efisiensi yaitu dengan cara melakukan penghematan di segala bidangdan
sector kegiatan ekonomi; misalnya menghilangkan biaya yang tidak perlu
(efisiensi ekonomis), dan pengalokasian sumber daya yang terbaik (efisiensi
teknis)
3. Alur
Pemasaran yang Merugikan Produsen
Upaya penanggulangannya dapat dilakukan
melalui berbagai cara, misalnya dengan :
a.
Perbaikan Tata Hubungan
Dengan
adanya dan peran mediator dan PASKOMNAS dalam memperbaiki tata hubungan antara
kelompok penyedia barang (PRODUSEN – PENGUMPUL & PERANTARA) dengan kelompok
pasar/konsumen (PEDAGANG PASAR INDUK – PENGECER – konsumen).
b.
Informasi
Selama ini
tersedianya barang selalu naik-turun tidak terkendali menyebabkan
fluktuasi harga sangat besar, karena tidak adanya peran mediasi antara
PRODUSEN & KONSUMEN tentang informasi jenis, mutu dan jumlah barang
yang dibutuhkan pasar/konsumen.
c.
Stabilitasi
Dalam
kondisi sekarang, kalau harga tinggi hanya sedikit petani memperoleh harga
baik. Kalau harga turun, kebanyakan petani susah/ Fluktuasi harga yang besar
tidak memperbaiki nasib petani - perlu memperkecil fluktuasi.
d.
Keseimbangan
Yang
diharapkan berlangsung adalah adanya keteraturan antara penyediaan barang
sesuai dengan besarnya kebutuhan pasar/konsumen dan PRODUSEN mampu memenuhinya
dengan tingkat harga yang “wajar”. PRODUSEN & PELAKU PASAR memperoleh
keuntungan yang wajar, konsumen memperoleh barang baik dengan harga yang wajar
pula.
4. Isu Bidang
Produksi
Upaya penanggulangannya dapat dilakukan
melalui berbagai cara, misalnya dengan : Mengadakan
progam penelitian dan pengembangan (research and development) atau
litbang. Dengan tujuan untuk: perbaikan, penyesuaian ide- ide serta
pengembangan yang berakhir dengan suatu produk yang lebih bermanfaat.
Penelitian dan pengembangan berkaitan erat dengan penemuan (invention) yang
mencakup penemuan metode- metode baru, teknik- teknik produksi baru, dan
produk- produk baru, serta pembahanian (innovation) yaitu membawa penemuan baru
ke masyarakat (pasar). Perekonomian yang efisien akan mampu memproduksi barang
dengan kualitas yang tinggi dana harga yang murah, sedangkan sumberdaya yang
berkualitas dan penelitian yang baik akan memungkinkan perekonomian untuk
menghasilkan produk-produk yang berkualitas dan kemungkinan lebih murah.

0 komentar:
Posting Komentar