Wikipedia

Hasil penelusuran

Selasa, 11 November 2014

ISU EKONOMI DAN ISU SOSIAL




A.    Pengertian Isu.


Secara sederhana isu atau issue diartikan sebagai sebuah pokok persoalan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia tahun 1996 bahwa isu adalah (a) masalah yang dikedepankan untuk ditanggapi; (b) kabar yang tidak jelas asal usulnya dan tidak terjamin kebenarannya atau desa-desus. Terhadap sebuah isu, kita dapat membicarakannya, menghidarinya, menghadapinya, memecahkan persoalannya dan kemudian mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang relevan dengan isu tersebut dalam rangka pencapaian tujuan organisasi atau unit kerja secara lebih baik


B.     Macam – macam Isu yang Memiliki Keterkaitan antara Isu Ekonomi dan Isu Sosial

Macam – macam isu yang memiliki keterkaitan antara isu ekonomi dan isu sosial ialah
1.         Kemiskinan
Masalah kemiskinan tidak akan pernah tuntas dibahas karena akan terus-menerus muncul. Yang dimaksud miskin tersebut adalah ketidak mampuan dari pekerjaan yang telah dimiliki untuk menghasilkan uang yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup seseorang.
Dalam hal ini, indonesia tergolong sebagai salah satu negara yang berada dibawah garis kemiskinan. Masalah kemiskinan, selain merupakan tema “peka” untuk dibicarakan juga dianggap masalah sementara yang akan terpecahkan dengan adanya pembangunan ekonomi.


2.         Kelangkaan Sumber Daya Alam
Kebutuhan manusia sifatnya tidak terbatas, sedangkan benda pemuas kebutuhan manusia terbatas atau bersifat langka. Oleh karena itu, sepanjang hidupnya, manusia senantiasa harus berpikir, berusaha, memilih, dan melakukan berbagai pengorbanan untuk memenuhi kebutuhannya. Hal itulah yang menjadi inti permasalahan ekonomi yang harus dipecahkan. Salah satu contohnya adalah naiknya harga BBM. Hampir seluruh lapisan masyarakat menggunakan BBM. Banyaknya masyarakat yang menggunakan BBM sehingga menyebabkan kelangkaan pada BBM tersebut. Permasalahan kelangkaan ini pasti akan berujung pada permasalahan sosial. Dimana para masyarakat kalangan menengah dan kalangan bawah akan merasa terbebankan dengan naiknya harga BBM tersebut. Yang pada ujungnya mengadakan demonstrasi kepada pemerintah untuk menurunkan harga BBM dengan berbagai macam alasan.

3.         Alur Pemasaran  yang Merugikan Produsen
Alur pemasaran yang merugikan produsen banyak terjadi (>75%) para petani membiayai sendiri usaha taninya, tanpa ikatan & tanpa jaminan pasar dengan pengumpul atau pedagang perantara. Tidak hanya itu hubungan antara petani dengan pengumpul & perantara seperti saling mensiasati. Hal ini dilakukan oleh perantara, karena pedagang perantara sangat tergantung oleh pedagang pasar induk.
Beberapa petani (25 %) yang bekerjasama atau dipinjamkan modal, menyerahkan hasil produksinya ke pedagang perantara, dan harga lebih ditentukan oleh pedagang perantara. Pedagang perantara memberi pinjaman ke petani untuk mendapatkan kepastian lebih dalam pasokan barang dan umumnya pedagang perantara mempunyai akses pasar lebih baik ke pedagang pasar induk. Petani yang menanam sendiri juga bergantung pada pedagang perantara untuk memasarkan hasil produknya.
Hal yang paling buruk pada kondisi distribusi sekarang adalah peran pedagang grosir di pasar – pasar yang terlalu besar terutama dalam pembayaran tunda kepada perantara bahkan “ngemplang”. Korban di daerah sudah sangat banyak. Dalam kondisi “bebas” seperti ini, sulit membangun pengendalian produksi yang disesuaikan dengan besarnya permintaan pasar. Terutama karena kebanyakan Pasar grosir yang berfungsi sebagai pasar induk, tidak mampu memberikan data dan tidak memiliki mekanisme alur pemasaran yang baik.

4.         Isu Bidang Produksi.
Dewasa ini kita akan sering mengalami kesulitan dalam menentukan dimana produk tersebut dibuat. Misalnya untuk produk pakaian yang dibuat di Perancis, kapasnya dari Cina, kainnya dibuat di Indonesia, kancingnya dari Itali, benangnya dari Amerika, dirancang dan dibuat di Perancis. Dengan keadaan seperti itu, dapatkah produk tersebut buatan Perancis?
Masalah serupa dapat kita temukan pada industri- industri mobil, elektronik, computer, pesawat terbang, dan sebagainya. Hal itu terjadi karena sangat jarang suatu negara yang dapat memproduksi suatu barang dari hulu sampai hilir. Di samping itu, penggunaan bahan dari negara lain juga dilakukan dengan alasan efisiensi, apabila salah satu bahan diproduksi sendiri biayanya terlalu mahal.


C.    Upaya Penanggulangan Isu – Isu yang Berkaitan antara Isu Ekonomi dan Isu Sosial.

1.      Kemiskinan
Upaya penanggulangan kemiskinan dapat dilakukan melalui berbagai cara, misalnya program IDT (Inpres Desa Tertinggal), KUK (Kredit Usaha Kecil), KMKP (Kredit Modal Kerja Permanen) PKT (Program Kawasan Terpadu), GN-OTA dan program wajib belajar.



2.      Kelangkaan Sumber Daya Alam
Upaya penanggulangan kelangkaan SDA dapat dilakukan melalui berbagai cara, misalnya dengan Meningkatkan efisiensi yaitu dengan cara melakukan penghematan di segala bidangdan sector kegiatan ekonomi; misalnya menghilangkan biaya yang tidak perlu (efisiensi ekonomis), dan pengalokasian sumber daya yang terbaik (efisiensi teknis)

3.      Alur Pemasaran yang Merugikan Produsen
Upaya penanggulangannya dapat dilakukan melalui berbagai cara, misalnya dengan :
a.         Perbaikan Tata Hubungan
Dengan adanya dan peran mediator dan PASKOMNAS dalam memperbaiki tata hubungan antara kelompok penyedia barang (PRODUSEN – PENGUMPUL & PERANTARA) dengan kelompok pasar/konsumen (PEDAGANG PASAR INDUK – PENGECER – konsumen).
b.         Informasi
Selama ini tersedianya barang selalu naik-turun tidak terkendali menyebabkan fluktuasi harga sangat besar, karena tidak adanya peran mediasi antara PRODUSEN & KONSUMEN tentang informasi jenis, mutu dan jumlah barang yang dibutuhkan pasar/konsumen.
c.         Stabilitasi
Dalam kondisi sekarang, kalau harga tinggi hanya sedikit petani memperoleh harga baik. Kalau harga turun, kebanyakan petani susah/ Fluktuasi harga yang besar tidak memperbaiki nasib petani - perlu memperkecil fluktuasi.
d.        Keseimbangan
Yang diharapkan berlangsung adalah adanya keteraturan antara penyediaan barang sesuai dengan besarnya kebutuhan pasar/konsumen dan PRODUSEN mampu memenuhinya dengan tingkat harga yang “wajar”. PRODUSEN & PELAKU PASAR memperoleh keuntungan yang wajar, konsumen memperoleh barang baik dengan harga yang wajar pula.

4.      Isu Bidang Produksi
Upaya penanggulangannya dapat dilakukan melalui berbagai cara, misalnya dengan : Mengadakan progam penelitian dan pengembangan (research and development) atau litbang. Dengan tujuan untuk: perbaikan, penyesuaian ide- ide serta pengembangan yang berakhir dengan suatu produk yang lebih bermanfaat. Penelitian dan pengembangan berkaitan erat dengan penemuan (invention) yang mencakup penemuan metode- metode baru, teknik- teknik produksi baru, dan produk- produk baru, serta pembahanian (innovation) yaitu membawa penemuan baru ke masyarakat (pasar). Perekonomian yang efisien akan mampu memproduksi barang dengan kualitas yang tinggi dana harga yang murah, sedangkan sumberdaya yang berkualitas dan penelitian yang baik akan memungkinkan perekonomian untuk menghasilkan produk-produk yang berkualitas dan kemungkinan lebih murah.





DAFTAR PUSTAKA

 





0 komentar:

Posting Komentar