Wikipedia

Hasil penelusuran

Selasa, 11 November 2014

“DISIPLIN ILMU-ILMU SOSIAL HUBUNGANNYA DENGAN AGAMA DAN FILSAFAT ILMU”



A.    Hubungan Disiplin Ilmu-ilmu Sosial dengan Agama


Ilmu dan agama sangatlah erat kaitannya, karena orang yang banyak ilmunya apabila tanpa di topang oleh agama semua ilmu tidak akan membawa kemaslahatan umat. Sebagai contoh negara- negara maju yang sangat gigih mendalami ilmu dan teknologi, tetapi sering menjadi sumber pemicu terjadinya peperangan. Begitupun juga orang yang sangat sibuk dengan belajar agama tetapi tidak mau menggali ilmu dan pengetahuan alam disekitar kita, maka akan mengalami kemunduran. Sedangkan untuk mencapai kebahgiaaan akhirat haruslah banyak berbuat atau beribadah dalam hal untuk kemajuaan umat, apa jadinya apabila semua umat manusia berkutik di ritualitas saja, ini adalah suatu pertanyaan gambaran yang menyedihkan.
Karakteristik ajaran pada disiplin ilmu sosial sesungguhnya dapat membawa manusia ke dalam ajaran agama islam. Karena segala aspek dalam disiplin ilmu sosial esensinya mengarah kepada aspek ajaran agama islam yaitu habluminannas (hubungan manusia dengan manusia) dan habluminallah (hubungan manusia dengan Allah). Ajaran Islam dibidang ilmu sosial termasuk paling menonjol, karena seluruh bidang ajaran Islam pada akhirnya ditujukan untuk kesejahteraan manusia. Dalam ilmu Sosial ini, Islam dituntut untuk menjunjung tinggi sifat tolong menolong, saling menasehati tentang hak dan kesabaran, kesetiakawanan, egaliter (kesamaan derajat), tenggang rasa dan kebersamaan. Itu semua merupakan bukti bahwa disiplin ilmu sosial hubungannya dengan agama. Berikut merupakan tabel yang menjelaskan tentang disiplin ilmu-ilmu sosial hubungannya dengan agama.
                   Disiplin ilmu-imu sosial terdiri dari berbagai macam ilmu. Secara garis besar ilmu sosial terbagi menjadi dua bagian, yaitu ilmu yang berasal dari jagad raya dan ilmu yang berasal dari manusia. Ilmu yang berasal dari jagad raya salah satunya adalah ilmu geografi. Di dalam ilmu geografi diajarkan bagaimana sikap, tindak dan perilaku manusia dalam mengenal dan menjaga bumi atau alam. Dalam agama juga, manusia disebutkan bahwa manusia adalah kholifah fil ardhi (pemimpin di bumi), maka manusia senantiasa harus menjaga apa saja yang ada di dalam bumi, baik di langit, bumi, tumbuhan maupun hewan. Tidak hanya itu apabila dalam pembelajaran ilmu tersebut manusia dituntut untuk mengahayati semua apa yang ada, maka secara tidak langsung ilmu tersebut telah membawa kita semakin dekat dengan Allah SWT. Dan kita pun akan sadar bahwa Allah SWT maha besar dari segala-galanya. Dan kontribusinya, kita sebagai manusia akan mendapatkan pahala yang berlimpah apabila kita dapat menjaganya.
                   Sedangkan ilmu yang berasal dari manusia, sangat begitu banyak. Salah satunya adalah ilmu sosiologi. Sosiologi mengajarkan kepada manusia untuk memanusiakan anak manusia, agar anak-anak manusia pada masanya nanti siap menjalani hidup di lingkungan masyarakat. Dalam sosiologi, aspek yang tertera jelas adalah adanya nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku di dalam masyarakat. Salah satu bentuk kegiatannya adalah adanya bakti sosial, disadari atau tidak kegiatan tersebut merupakan implementasi dari ajaran agama, bahwa kita sesama makhluk Allah senantiasa saling membantu. Dan kontribusinya kita akan mendapatkan pahala shodaqoh.
                   Secara garis besarnya bahwa ilmu tanpa agama akan hampa. Maka dari itu imbangilah ilmu dengan agama. Dan disadari atau tidak orang-orang  yang melakukan sosial buah hasilnya adalah ajaran agama juga pahala yang berlipat ganda. Tidak hanya mulia dihadapan Allah tapi mulia juga dihadapan manusia.


B.     Hubungan Disiplin Ilmu-ilmu Sosial dengan Filsafat

Secara etimologis istilah “filsafat” yang merupakan padanan kata falsafah (bahasa arab) dan philosophy (bahasa inggris) dan philosophia (bahasa yunani) yaitu philen yang artinya cinta atau gemar, dan shopia yang artinya kearifan atau kebijaksanaan. Berfilsafat berarti berfikir secara mendalam. Ada beberapa pengertian filsafat, yang dikemukakan oleh para tokoh yaitu :
1.      Plato
Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berusaha meraih kebenaran yang asli dan murni.
2.      Aristoteles
Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang senantiasa berupaya mencari prinsip-prinsip dan penyebab-penyabab dari realitas ada.
3.      Rene descartes
Filsafat adalah himpunan dari segala pengetahuan yang pangkal peneyelidikannya adalah mengenai tuhan, alam, dan manusia.
4.      R. Becling
Filsafat adalah pemikiran-pemikiran bebas, diilhami oleh rasio mengenai segala sesuatu yang timbul dari pengalaman-pengalaman.
5.      Corn. Verhoelen
Filsafat adalah meradikalkan keheranan kesegala jurusan.
6.      Arne naesaf
Filsafat terdiri dari pandangan-pandangan yang menyeluruh, yang diungkapkan dalam pengertian.
Jadi, Filsafat merupakan hasil dari pemikiran manusia secara mendalam yang radikal, tajam, dan menukik terhadap setiap persoalan. Filsafat menggiring manusia kepengertian yang terang dan pemahaman yang jelas. Kemudian, filsafat itu juga menuntun manusia ketindakan dan perbuatan yang konkret berdasarkan pengertian yang terang dan pemahaman yang jelas.
Hubungan ilmu filsafat dengan ilmu sosial sangat erat kaitannya karena ilmu filsafat menelaah atau mempelajari masalah-masalah sosial yang timbul dan berkembang dalam masyarakat. Oleh karena itu, Dalam menelaah masalah-masalah tersebut kita harus mempunyai pengetahuan tentang segala yang ada dan merupakan kebenaran yang asli (Plato). Dalam disiplin ilmu-ilmu sosial yang secara garis besarnya mempelajari aspek-aspek yang berhubungan dengan manusia dan lingkungan sosialnya. Dalam membahas ilmu sosial sebagai sumber-sumber materi dan sumber pembelajaran IPS, esensinya maka mengarah kepada ilmu-ilmu sosial sebagai disiplin ilmu dan masyarakat dengan lingkungannya serta kejadian-kejadian yang berupa fakta dan data. Disiplin ilmu yang termasuk dalam ruang lingkup IPS dewasa ini antara lain :
Ilmu-ilmu sosial ( disiplin ilmu)
Aspek yang menjadi proses perhatian
Geografi
Ruang
Ekonomi
Kelangkaan
Politik
Kekuasaan dan kekuatan
Sejarah
Waktu
Antropologi
Budaya
Sosiologi
Masyarakat
Psikologi sosial
Kejiwaan
Hukum
Aturan
Dari kejadian-kejadian sosial tersebut maka akan timbul berbagai pertanyaan yang mendasari inti permasalahan sosial tersebut. Sesungguhnya ada empat hal yang merangsang manusia untuk berfilsafat, yaitu ketakjuban, ketidakpuasan, hasrat bertanya dan keraguan.
Banyak filsuf mengatakan bahwa yang menjadi awal manusia berfikir filsafat ialah thaumasia (kekaguman, keheranan, atau ketakjuban). Dalam karyanya yang berjudul metafisika, Aristoteles mengatakan bahwa karena ketakjuban manusia mulai berfilsafat. Pada mulanya manusia takjub memandang benda-benda aneh disekitarnya, lama-kelamaan ketakjubannya semakin terarah pada hal-hal yang lebih luas dabn besar, seperti perubahan dan peredaran bulan, matahari, bintang-bintang, dan asal mula alam semesta. Subjek dari adanya ketakjuban adalah manusia, karena manusia merupakan satu-satunya makhluk yang berperasaan dan juga berakal budi. Sedangkan objek ketakjuban itu adalah segala sesuatu yang ada dan yang dapat diamati. Itulah sebabnya pengamatan terhadap bintang-bintang, matahari, dan langit merangsang manusia untuk melakukan penelitian. Penelitian terhadap apa yang diamati demi memahami hakikatnya iulah yang melahirkan filsafat. Pengamatan yang dilakukan terhadap objek keakjuban bukanlah hanya dengan mata, melainkan juga dengan akal budi.
Keidakpuasan. Sebelum filsafat lahir, berbagai mitos dan mite memainkan peran yang amat penting dalam kehidupan manusia. Berbagai mitos dan mite berupaya menjelaskan asal mula dan peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam semesta serta sifat-sifat peristiwa itu. Akan tetapi, ternyata penjelasan dan keterangan yang diberikan oleh mitos-mitos dan mite-mite itu makin lama makin tidak memuaskan manusia. Ketidakpuasan itu membuat manusia terus-menerus mencari penjelasan dan keterangan yang lebih pasti dan meyakinkan.
Hasrat bertanya. Ketakjuban mausia telah melahirkan pertanyaan-pertanyaan, dan ketidakpuasan manusia membuat pertanyaan-pertanyaan itu tak kunjung habis. Pertanyaanlah yang membuat manusia melakukan pengamatan, penelitian, dan penyelidikan. Ketiga hal itulah yang menghasilkan penemuan baru yang semakin memperkaya manusia dengan pengetahuan yang terus menerus bertambah. Karena itu, pertanyaan merupakan sesuatu yang hakiki bagi manusia. Menurut sartre, kesadaran pada manusia senantiasa berdifat bertanya yang sungguh-sungguh bertanya.
Keraguan. Manusia selaku penanya mempertanyakan sesuatu dengan maksud untuk memperoleh kejelasan dan keterangan mengenai sesuatu yang dipertanyakannya itu  tentu saja hal itu berarti bahwa apa yang dipertanyakannya itu tudak jelas atau belum terang. Jadi jelaslah terlihat bahwa keraguanlah yang turut merangsang manusia untuk bertanya dan terus bertanya.
Jadi, setiap disiplin ilmu khususnya disiplin ilmu sosial pasti membutuhkan filsafat meskipun disiplin ilmu sosial telah berdiri sendiri dan dapat menjawab dan memecahkan seluruh persoalan yang selama ini tidak dapat dijawab dan dipecahkan baik mengenai ilmu sosial yang berkaitan tentang jagad raya ataupun ilmu sosial yang berkaitan tentang manusia. Akan tetapi, kenyataan menunjukan bahwa sesungguhnya ada banyak hal yang tidak dapat dijwab dan dipecahkan oleh berbagai ilmu pengetahuan itu yaitu apabila pertanyaan-pertanyaan yang diajukan telah melampaui yang faktual dan praktis serta mengacu kepada upaya untuk mencari kejelasan tentang seluruh realitas serta mencari akar dan asas realitas itu sendiri, maka berbagai ilmu pengetahuan yang telah mandiri itu terpaksa harus kembali ke induknya, yakni filsafat, untuk meminta jawabannya. Disiplin ilmu-ilmu sosial tidak akan dapat berkembang dan bercabang jika tidak adanya filsafat.


DAFTAR PUSTAKA

Pak Anang. Ringkasan-materi-sosiologi. (online), (http://pak-anang.blogspot.com)
Rixzalm. (online), (http://rixzalm278.blogspot.com/. Diakses 27 oktober 2013)
Benedektamay. 2012. Hubungan-filsafat-dengan-ilmu.(online), (http://benedektamay.blogspot.com/2012/12/hubungan-filsafat-dengan-ilmu.html. diakses 27 oktober 2013)
Benredfield. 2012. Hubungan-antara-filsafat-ilmu-dan-agama. (online), (http://benredfield.blogspot.com/2012/11/hubungan-antara-filsafat-ilmu-dan-agama.html. diakses 27 oktober 2013)
Pak Anang. Ringkasan-materi-geografi. (online), (http://pak-anang.blogspot.com)
Edukasi  kompasiani. 2013. Hubungan-ilmu-filsafat-dan-agama. (oline), (http://edukasi.kompasiana.com/2012/04/27/hubungan-ilmu-filsafat-dan-agama-458566.html)
yuniarto bambang. 2013. Pendidikan kewarganegaraan. Cirebon : CV. Pangger
bachtiar wardi. 2006. Sosiologi klasik. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
hendrik rapar jan. 1995. Pengantar filsafat. Yogyakarta : Kanisius (anggota IKAPI)


 








0 komentar:

Posting Komentar