This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Wikipedia

Hasil penelusuran

Rabu, 28 Mei 2014

MARI BERBAGI ILMU (^_^): KESALAHAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS

MARI BERBAGI ILMU (^_^): KESALAHAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS: Guru ideal tidak lepas dari penilaian murid.Untuk itu, seorang guru ideal harus mendengarkan anspirasi murid agar perilakunya disenangi...

Senin, 05 Mei 2014

Islam Keturunan di Indonesia






Entah dari mana asalnya sehingga muncul istilah baru, yaitu muslim keturunan dan muslim pencarian. Muslim keturunan artinya seseorang yang sudah beragama islam sejak lahir karena orang tua beragama islam. Adapun muslim pencarian adalah seseorang yang sewaktu lahirnya tercantum di KK (Kartu Keluarga) tertulis non muslim, setelah dewasa ia mencari jati diri dan keyakinan diri, lalu meyakini islam sebagai agama yang benar kemudian ia pun masuk ke dalam agama islam.
“Sejak kapan kita menjadi muslim ?” sebagian besar dari umat islam di indonesia mungkin akan menjawab sejak masih di dalam kandungan atau sejak lahir. Sejak masih dalam kandungan, orang tua kita biasanya mengadakan acara-acara keagamaan atau ritual-ritual untuk menyambut sang bayi. Ritual-ritual yang sering dilakukan adalah tujuh bulan, marhabanan, dan aqiqah. Sejak masih di dalam kandungan sang ibu yang menganut agama islam selalu mengaji selama mengandung, melaksanakan nujuh bulan dll. orang tua biasanya mengadakan acara-acara keagamaan untuk menyambut kelahiran sang bayi. Dan ketika lahir, sang ayah membacakan syahadat melalui adzan dan iqomat di telinga kanan dan kiri sang anak. Dan selama itu juga kita pun menganut agama islam, sebab pada dasarnya manusia itu dilahirkan dalam keadaan fitrah (islam). Sekalipun dalam acara-acara keagamaan tersebut atau ritual-ritual tersebut masih terlihat adanya campuran budaya lokal dengan islam. Jika melihat dari proses tersebut, sesungguhnya kita tidak diberikan pilihan untuk berislam atau memilih yang lain. Keagamaan yang diberikan dari sebelum lahir sampai dewasa kepada kita hanya satu agama yaitu Islam. Sehingga kita, umat Islam, mau tidak mau berislam tanpa tahu mengapa harus Islam. Sehingga kita mengenal istilah “Islam turunan” atau “Islam KTP” yaitu berislam tanpa mengerti dan menjalankan agama yang dianutnya.
Jadi di Indonesia berislam terkesan umumnya hanya menjadi identitas kultural bukan kesadaran spiritualitasnya. Walaupun tidak dapat dipungkiri bahwa agama memang memiliki hubungan dengan kebudayaan. Bila dilihat kaitan islam dengan budaya, paling tidak ada dua hal yang perlu diperjelas : Islam sebagai konsespsi sosial budaya, dan islam sebagai realitas budaya.
Islam sebagai konsepsi budaya ini oleh para ahli sering disebut dengan great tradition (tradisi besar), sedangkan islam sebagai realitas budaya disebut dengan little tradition (tradisi kecil) atau local tradition (trdisi lokal).
Tradisi besar dalam islam adalah berupa doktrin-doktrin original islam yang tetap atau setidaknya merupakan  interpretasi yang melekat pada ajaran dasar. Dalam ruang kecil, doktrin ini tercakup dalam konsepsi keimanan dan syariah hukum islam.
Sedangkan tradisi kecil (tradisi lokal) adalah realm of influence atau kawasan-kawasan yang berada di bawah pengaruh islam (great tradition). Tradisi lokal ini mencakup unsur-unsur yang terkandung di dalam pengertian budaya yang meliputi konsep atau norma, aktivitas serta tindakan manusia, dan berupa karya-karya yang dihasilkan masyarakat.
Dalam istilah lain proses akulturasi antara islam dan budaya lokal ini kemudian melahirkan apa yang dikenal dengan loal genius, yaitu kemampuan menyerap sambil mengadakan seleksi dan pengolahan aktif terhadap pengaruh kebudayaan asingg, sehingga dapat dicapai sutu ciptaan baru yang unik, yang tidak terdapat di wilayah bangs yang membawa pengaruh budayanya.

Pada sisi lain lokal genius memiliki karateristik antara lain adalah.
1.      Mampu bertahan terhadap budaya luar
2.      Mempunyai kemampuan mengakomodasi unsur-unsur budaya luar
3.      Mempunyai kemampuan mengintegrasi unsur budaya luar ke dalam budaya asli.
4.      Dan memiliki kemampuan mengendalikan dan memberikan arah pada perkembangan budaya selanjutnya.

Sebagai suatu norma, aturan, maupun segenap aktivitas masyarakat indonesia, ajaran islam telah menjadi pola anutan masyarakat. Dalam konteks inilah islam sebagai agama sekaligus telah menjadi budaya masyarakat di Indonesia. Disisi lain budaya-budaya lokal yang ada di masyarakat, tidak otomatis hilang dengan kehadiran islam. Karena awalnya agama di indonesia yaitu animisme, dinamisme, toteisme, dll. Dan budaya-budaya lokal ini sebagian terus berkembang dengan mendapat warna-warna islam.
Perkembangan ini melahirkan “akulturasi budaya” antara budaya lokal dan islam. Budaya-budaya lokal yang kemudian berakulturasi dengan islam salah satunya yang berhubungan dengan kelahiran anak dan proses mengislamkan anak, yaitu acara Tingkeban (nujuh hari), memperingati kelahiran bayi ke-4 hari (cukuran) dll, yang itu semua hingga kini tidak pernah hilang di kalangan masyarakat indonesia khususnya masyarakat islam sunda dan jawa.
Hal itu diperkuat dengan pendapat Nurcholish Majid, ia menjelaskan hubungan agama dengan budaya, menurutnya, agama dan budaya adalah dua bidang yang dapat dibedakan tetapi tidak dipisahkan. Agama bernilai mutlak, tidak berubah karena perubahan waktu dan tempat. Sedangkan budaya, sekalipun berdasarkan agama, dapat berubah dari waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat. Sebagian besar budaya didasarkan pada agama ; tidak pernah terjadi sebaliknya. Oleh karena itu, agama adalah primer dan budaya adalah sekunder. 1
Maka dari itu pertumbuhan manusia yang dibarengi dengan pertumbuhan pemikirannya sesungguhnya mempunyai potensi untuk memikirkan kembali keislamannya yang merupakan “warisan” dari orang tuanya.



 
1Hakim Atang ABD, Metodologi Studi Islam, hlm. 34
Menggali kembali kesaksian kepada adanya Allah dan Nabi Muhammad utusan-Nya yang dibisikan dengan kalimat syahadat ketika lahir. Berusaha menemukan kesadaran keberagamaan dengan hati dan pikirannya.
Warisan keislaman yang telah diberikan oleh orang tua kita sesungguhnya adalah sebuah anugrah yang indah. Menjadikan anugrah itu lebih bermanfaat bagi diri dan orang lain menjadi tugas diri kita masing-masing dengan menumbuhkan kesadaran diri tentang keberislaman itu. Menjalankan dan menerapkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari adalah salah satu bentuk nyata keislaman kita.

POLA ASUH KELUARGA PADA ANAK USIA DINI DALAM MEMBENTUK PERILAKU SOSIAL BUDAYA DI DESA KRIYAN BARAT, RW.17, KOTA CIREBON




BAB 1
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang Masalah

Orang tua mempunyai peran dan fungsi yang bermacam-macam, salah satunya adalah mendidik anak. Banyak ahli mengatakan bahwa pengasuhan anak adalah hal yang terpenting menyiapkan anak untuk menjadi masyarakat yang baik dan untuk menjadikan dirinya dapat diterima di masyarakat.
Secara kasat mata pengasuhan anak menunjuk kepada pendidikan umum yang diterapkan. Namun pada intinya bukan hanya kepada pendidikan umum saja tetapi mencukupi kebutuhan makan, melindunginya, memotivasi setiap keberhasilan dan mengajarkan tingkah laku yang baik yang dapat memungkinkan dirinya diterima oleh masyarakat. Pendampingan orang tua diwujudkan melalui pendidikan cara-cara orang tua dalam mendidik anaknya. Cara orang tua mendidik anak nya itulah yang disebut sebagai pola pengasuhan.
Setiap orang tua pasti memiliki pola pengasuhan yang berbeda-beda, dari lapisan masyarakat teratas hingga lapisan masyarakat menengah dan ke bawah.